Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencetak kinerja datar di semester I 2023. Sejumlah langkah dan strategi akan mendongkrak kinerja BBTN di paruh kedua 2023.
Analis Sinarmas Sekuritas Arief Machrus menilai, BBTN tak mau ketinggalan dari perusahaan perbankan besar lainnya. Meskipun menghadapi tantangan, BBTN menunjukkan tekad yang teguh untuk membalikkan keadaan pada semester kedua 2023.
BBTN akan meningkatkan kemampuan layanan digital perbankan (e-channel), menjunjung tinggi kualitas aset yang terbaik, mengupayakan profitabilitas, serta memanfaatkan dari pendanaan perusahaan yang kuat.
Arief mengatakan bahwa BBTN telah menghadapi tantangan dengan pendapatan yang lemah, biaya pendanaan yang meningkat, dan pertumbuhan pinjaman yang lebih lambat di semester pertama 2023. Namun, semangat emiten perbankan pelat merah ini tak tergoyahkan dengan serangkaian rencana untuk mencetak kinerja lebih baik di semester kedua 2023.
Dengan komitmen yang kuat untuk perbaikan terus-menerus, Bank BTN bertekad untuk memoles net interest margin (NIM) tahun 2023. Hingga akhir Juni 2023, NIM Bank BTN sekitar 3.6%.
Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG pada Perdagangan Kamis (24/8)
Arief menjelaskan, tekad BBTN untuk mencapai profitabilitas terlihat jelas saat mengupayakan pemulihan pinjaman pendapatan non-bunga. Meskipun ada tantangan NIM, BBTN mengatasi hambatan dengan solusi inovatif, sehingga bertujuan mencapai pertumbuhan laba bersih sekitar 10%-11% YoY di tahun ini.
Pengembangan layanan mobile banking dan kuatnya current account saat ini menambah momentum BBTN. Dengan beragam segi pendekatannya, fokus BBTN pada kualitas aset, profitabilitas, dan kepuasan pelanggan akan menjadi landasan bagi kesuksesan besar di semester kedua 2023.
Selain itu, eksposur pendanaan korporasi BBTN cukup kuat, terbukti dengan lonjakan pada rasio rekening giro dan tabungan (CASA) dari 44% di semester I 2022 menjadi 54% di semester I-2023.
“Kepercayaan dan keyakinan klien korporat terhadap layanan BBTN, semakin memperkuat kekuatan finansial mereka,” ungkap Arief dalam riset 28 Juli 2023.
Baca Juga: Penyaluran KPR Subsidi Diprediksi Terus Naik di Semester II-2023
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menyoroti bahwa BBTN telah melakukan beberapa perbaikan. Biaya dana atau cost of fund stabil dan pertumbuhan pendapatan non bunga solid.
Pada semester I 2023, laba bersih BBTN sebesar Rp 1,47 triliun baru mencapai 42,6% dari ekspektasi laba setahun penuh karena biaya dana lebih tinggi dan pertumbuhan pinjaman yang lebih rendah.
Sementara itu, Pendapatan non-bunga BBTN melonjak sekitar 70,3% YoY menjadi Rp 1.71 triliun per semester I -2023 karena terdorong meningkatnya pendapatan berbasis biaya alias fee based income. Dan juga adanya kontribusi dari pendapatan one-off gain di surat berharga yang melesat sekitar 171,3% QoQ di kuartal kedua 2023.
Pinjaman BBTN juga berhasil terpantau naik 7.5% YoY menjadi Rp 308 triliun yang didorong oleh pertumbuhan kredit segmen non perumahan sebesar 11,5% YoY, dan kredit perumahan sebesar 7%. Secara rinci, pertumbuhan pinjaman dengan KPR bersubsidi meningkat 10,9% YoY, sedangkan pinjaman perumahan non subsidi tumbuh sebesar 6,5% YoY.
Baca Juga: Tertinggi dari 40 Bank Lain, Bank BTN (BBTN) Salurkan 2.165 unit Rumah Per Agustus
Agus bilang, BBTN bertujuan untuk meningkatkan pinjaman KPR non subsidi untuk menjadi bantalan dari rendahnya margin KPR bersubsidi. BBTN sudah mulai membangun kerja sama dengan perusahaan pengembang besar, dengan demikian kemungkinan hasil dari kerja sama tersebut mungkin mulai terlihat di tahun depan.
“Manajemen BBTN telah mulai menjalankan strategi mereka untuk meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan kondisi suku bunga, misalnya seperti melalui KPR non-subsidi,” kata Agus kepada Kontan.co.id, Rabu (23/8).
Dari sisi risiko, non performing loan (NPL) meningkat menjadi 3.7%. Tetapi loat at risk (LAR) membaik menjadi 23.1% per akhir Juni 2023. Bank BTN berupaya menyelesaikan kredit bermasalah atau NPL tersebut dengan langkah menjual pinjaman bermasalah dalam jumlah besar. Selain itu, BBTN dijadwalkan akan mendapatkan pembayaran asuransi dari IFG berjumlah sekitar Rp 500 miliar yang diperkirakan akan diterima pada kuartal IV 2023.
Agus mempertahankan rekomendasi buy untuk BBTN dengan target harga sebesar Rp 1.700 per saham. Sementara, Arief menyarankan add untuk BBTN dengan target harga sebesar Rp 1.480 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News