Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
Harga lebih stabil
Dalam jangka panjang, Andy yakin prospek saham batubara tetap menarik. Apalagi, China masih berharap bisa mengurangi emisi sulfur dan nitrogen dioksida. Karena batubara China mengandung abu dan belerang tinggi, ia memperkirakan negeri Tirai Bambu ini akan mengimpor lebih banyak batubara dari Indonesia untuk dicampur dengan batubara produksi sendiri.
Selain itu, konversi utang menjadi saham yang dilakukan antara China Investment Corporation (CIC) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunjukkan minat China terhadap batubara BUMI yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Andy, sejumlah sentimen tersebut akan membuat harga batubara lebih stabil, dengan kisaran harga rata-rata US$ 75 per ton sepanjang 2017. Karena itulah, Andy tetap memberi rekomendasi overweight di sektor ini.
Andy menjagokan saham ADRO. Selain karena fundamentalnya yang solid, batubara ADRO juga tergolong ramah lingkungan. Ia merekomendasikan buy ADRO dengan target harga Rp 2.425 per saham.
Sementara itu, Hariyanto merekomendasikan buy saham DOID, dengan target harga Rp 1.500. PTBA juga menjadi pilihannya dengan target harga Rp 17.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News