Reporter: Nur Qolbi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akan menerbitkan saham baru atau rights issue. Dari saham-saham tersebut, mana yang paling direkomendasikan untuk dibeli?
Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, para emiten ini melaksanakan rights issue untuk memperoleh dana pengembangan usaha. Mulai dari peningkatan penyaluran kredit, peningkatan aset produktif, pemenuhan modal inti minimum, hingga pengembangan digital banking.
BCIC yang melepas 4,54 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 330 per saham sudah mencapai cum date pada 22 November 2021. Sementara itu, AGRO yang mengeluarkan saham baru 1,05 miliar dengan harga pelaksanaan Rp 1.100 per saham bakal mencapai cum date pada 26 November 2021.
Kemudian, cum date BANK dan BNBA yang masing-masing melaksanakan rights issue sebanyak 2 miliar saham dan 750 juta saham jatuh pada awal Desember 2021. Sementara rights issue BJBR rencananya baru akan berlangsung pada kuartal I-2022.
Baca juga: Prediksi IHSG hari Rabu (24/11) terkoreksi lagi, ini pilihan saham untuk trading
Di tengah rencana rights issue atau penerbitan saham baru, harga saham-saham di atas cenderung melemah. Pada perdagangan Selasa 23 November 2021, harga saham BANK ditutup di level 2.670 turun 70 poin atau 2,55%.
Pada periode yang sama, harga saham AGRO di level 2.030 turun 70 poin atau 3,33%. Lalu, harga saham BCIC di level 244 turun 18 poin atau 6,87%.
Harga saham BNBA juga melemah ke level 3.210, turun 210 poin atau 6,14%. Sedangkan harga saham BJBR stagnan di level 1.415. Namun dalam sebulan terakhir, harga saham BJBR turun 10 poin atau 0,70%.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, penggunaan dana rights issue yang bertujuan untuk pengembangan bisnis bakal mendapat respons positif dari pelaku pasar. Pasalnya, ekspansi usaha menunjukkan bahwa dananya akan digunakan untuk kegiatan produktif, dibandingkan dengan penggunaan dana rights issue untuk melunasi utang.
Untuk memilih saham rights issue yang oke, William menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama harga pelaksanaan rights issue serta ada tidaknya pembeli siaga.