Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Indeks saham Australia melemah pada Senin (24/2), terdampak penurunan saham teknologi dan komoditas. Indeks S&P/ASX 200 turun 0,2% menjadi 8.279,5 poin pada pukul 00.31 GMT, setelah sebelumnya ditutup melemah 0,3% pada Jumat (23/2).
Saham teknologi mengalami tekanan signifikan, terutama WiseTech Global yang anjlok 22%.
Penurunan ini terjadi setelah empat direktur non-eksekutif perusahaan memutuskan mundur akibat perbedaan pandangan mengenai peran pendiri sekaligus mantan CEO, Richard White.
Baca Juga: Bursa Saham Australia Ditutup Turun Rabu (16/10), Terseret Sektor Pertambangan
Subindeks teknologi turun 8%, mencatat penurunan harian terbesar sejak Juni 2022.
Selain WiseTech, saham perusahaan teknologi Iress juga merosot 17% setelah perkiraan laba tahunannya tidak mencapai ekspektasi. Sementara itu, saham Block yang terdaftar di ASX turun 10,6% usai melaporkan laba kuartal keempat di bawah proyeksi.
Di sektor komoditas, saham pertambangan melemah 1,6%, dipicu penurunan 0,7% pada harga kontrak berjangka bijih besi di Dalian Commodity Exchange. Saham Rio Tinto turun 1,7%, sedangkan BHP Group melemah 1,6%.
Saham energi turut tertekan dengan penurunan 1,5% setelah harga minyak turun lebih dari $2 per barel pada Jumat dan mencatat pelemahan mingguan. Woodside Energy turun 0,9%, sementara Santos merosot 3,3%.
Baca Juga: Bursa Saham Australia Capai Rekor Tertinggi, Jumat (31/1) Disokong Saham Komoditas
Di sektor logam mulia, saham emas turun 2,2% seiring penurunan harga emas batangan dari rekor tertingginya.
Di sisi lain, pelemahan pasar terbatas oleh kenaikan saham sektor keuangan dan konsumen diskresioner yang masing-masing menguat 0,8%.
Pada perdagangan global, indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,69%, S&P 500 melemah 104,39 poin, dan Nasdaq anjlok 2,20%, dipicu kekhawatiran atas potensi tarif baru serta melemahnya permintaan konsumen.
Sementara itu, indeks Nikkei Jepang naik 0,26% menjadi 38.776,94 poin, sedangkan indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru turun 1,9% menjadi 12.510,55 poin.
Investor kini menantikan data inflasi Australia yang dijadwalkan rilis pada Rabu (26/2), yang dapat memberikan petunjuk terkait kebijakan moneter Reserve Bank of Australia.
Selanjutnya: Jangan Tebang Pilih Efisiensi Anggaran
Menarik Dibaca: Excelso Kenalkan Kopi Sehat, dengan Campuran Air Tebu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News