Reporter: Narita Indrastiti, Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peta saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami perubahan signifikan. Saat ini, mayoritas dari lima besar emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar dihuni oleh perusahaan-perusahaan di sektor pertambangan.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kini memegang posisi teratas sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar. Di posisi kedua dan ketiga berturut-turut adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Amman Minerals Internasional Tbk (AMMN).
Sementara itu, nasib berbeda dialami oleh PT Astra International Tbk (ASII). Perusahaan ini yang sebelumnya konsisten berada dalam jajaran 10 besar terdepak dari klasemen sejak 12 Juli 2024.
Baca Juga: Astra International (ASII) Terdepak dari 10 Besar Market Cap, Begini Kata Analis
Hingga Senin (22/7), kapitalisasi pasar ASII tercatat sebesar Rp 182,99 triliun, lebih rendah dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Miftahul Khaer, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa saham ASII telah mengalami penurunan yang signifikan, terpangkas sebesar 20% sejak awal tahun. Sentimen negatif di pasar turut menekan harga saham ASII pada periode awal tahun ini.
Namun, Miftahul optimistis terhadap potensi rebound saham ASII, terutama karena saham ini sudah undervalue.
Kinerja ASII diperkirakan akan membaik pada akhir semester I-2024, didorong oleh pemulihan penjualan kendaraan pada bulan Juni dan momentum positif dari Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di bulan Juli.
Baca Juga: Asing Bukukan Net Buy Jumbo Kemarin, Cermati Saham-Saham Pilihannya
Hans Kwee, Direktur Ekuator Swarna Investama, menambahkan bahwa masuknya mobil listrik dari China sempat memicu aksi jual saham ASII. Kerugian investasi ASII di PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga turut mempengaruhi aksi jual oleh investor asing.
Posisi ASII dalam daftar 10 besar market cap di BEI kini digantikan oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang kapitalisasi pasarnya terus meningkat setelah pengumuman stock split.
Sementara itu, saham milik Prajogo Pangestu seperti BREN dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengalami penguatan harga sejak awal tahun. Hans mengingatkan bahwa valuasi harga yang tinggi membuat saham-saham ini rawan terkoreksi.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa saham-saham big cap masih menunjukkan kinerja stabil dan harga sahamnya cenderung defensif.
Baca Juga: Ada GIIAS 2024, Intip Rekomendasi Saham & Prospek Kinerja Astra International (ASII)
Nafan merekomendasikan akumulasi beli saham ASII dengan target harga Rp 4.640–Rp 5.075 per saham, sementara Miftahul merekomendasikan trading buy dengan target Rp 4.640 per saham.
Menurut Hans, tekanan yang dihadapi saham ASII hanya bersifat sementara karena penurunan daya beli, sehingga market cap ASII masih berpeluang untuk kembali naik dan masuk kembali dalam jajaran 10 besar market cap di BEI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News