Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Astra International Tbk (ASII) mengalami tekanan cukup dalam. Bahkan saham emiten konglomerasi ini mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
ASII menutup perdagangan Selasa (14/5) di level Rp 4.580 per saham atau anjlok 9,75%. Sepanjang hari, ASII bergerak di zona merah dalam rentang Rp 4.580 per saham–Rp 4.690 per saham.
Equity Research Analyst Bahana Sekuritas Christine Natasya menjelaskan selain ex-date dividen, penurunan harga saham Astra salah satunya disebabkan oleh data penjualan mobil yang melemah di April 2024.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), volume penjualan grosir mobil di April turun 17,5% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi unit.
Sepanjang periode Januari–April 2024, total penjualan mobil nasional anjlok anjlok 22,8% secara tahunan menjadi 263.706 unit dibandingkan dengan 341.582 unit empat bulan pertama pada 2023.
"Angka ini lebih rendah dari ekspektasi kami, hanya mencapai 25% dari target volume grosir kendaraan roda empat pada 2024 Bahana Sekuritas," jelasnya, Selasa (14/5).
Baca Juga: Saham Astra (ASII) Capai Titik Terendah Dalam Tiga Tahun Terakhir, Beli atau Buang?
Sementara itu, total penjualan mobil Astra mencapai 26.908 unit pada April 2024 atau turun 22,49% YoY. Kala dibandingkan bulan sebelumnya capaian itu terkoreksi 33,45% Month on Month (MoM).
Kemudian pada periode Januari–April 2024, total penjualan mobil Astra mencapai 146.570 unit. Sementara itu, penjualan mobil Low-Cost Green Car (LCGC) Astra mencapai 44.331 unit kendaraan.
Pada periode April 2024 saja, penjualan mobil LGCG Astra mencapai 7.926 unit yang menyusut 34,33% MoM dari 12.070 unit pada Maret 2023. Jika dibandingkan secara tahunan, penjualan itu turun 15,46% YoY
Dari sisi valuasi, Christine mencermati ASII diperdagangkan dengan Price to Earning (PE) untuk 2024 di posisi 5,3 kali. Menurut dia, angka tersebut tergolong menarik.
Lebih lanjut, Bahana Sekuritas menyematkan rekomendasi beli pada ASII dan target harga Rp 5.700 dengan perhitungan valuasi menggunakan metode Penilaian Jumlah Bagian (SOTP).
Baca Juga: Penjualan Mobil Astra International (ASII) Lesu pada April 2024
Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Edi Chandren menyebut penurunan harga saham ini membuka peluang bagi investor untuk mengoleksi ASII sebagai salah satu saham yang memberikan dividen besar.
"Kami meyakini bahwa ASII menawarkan potensi dividen menarik pada harga saat ini dengan dividend yield sekitar 5% per tahun menggunakan asumsi konservatif," katanya.
Adapun sebelum pandemi di kisaran 2017-2019, dividend payout ratio (DPR) ASII stabil di angka 40%. Sementara itu, dividend payout ratio ASII terendah setelah 2020 berada di level 48%.
"Ini merupakan angka yang konservatif menurut kami, dengan upside yang terbuka untuk angka dividen yang lebih besar," kata Edi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News