kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Astra (ASII) Capai Titik Terendah Dalam Tiga Tahun Terakhir, Beli atau Buang?


Selasa, 14 Mei 2024 / 16:24 WIB
Saham Astra (ASII) Capai Titik Terendah Dalam Tiga Tahun Terakhir, Beli atau Buang?
ILUSTRASI. Selasa (14/5), ASII anjlok 9,75% atau turun Rp 465 ke level Rp 4.580 per saham.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) mengalami tekanan cukup dalam. Hingga akhir perdagangan Selasa (14/5), ASII anjlok 9,75% atau turun Rp 465 ke level Rp 4.580 per saham. 

Ini merupakan level terendah saham ASII sepanjang 2024 berjalan. Bahkan jika ditarik lebih jauh lagi, maka posisi ini merupakan level terendah dalam tiga tahun terakhir. 

Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Edi Chandren mencermati, penurunan harga saham ASII ini salah satunya dipengaruhi oleh aksi korporasi Astra, yakni pembagian dividen. 

Seperti diketahui, Selasa (14/5) merupakan tanggal ex date dividen  ASII. Tekanan telah terjadi pada tanggal cum date dividen pada Senin (13/5) sebesar 0,89%. 

Baca Juga: Penjualan Mobil Astra International (ASII) Lesu pada April 2024

Edi menilai penurunan harga saham ini membuka peluang bagi investor untuk mengoleksi ASII sebagai salah satu saham yang memberikan dividen besar. 

"Kami meyakini bahwa ASII menawarkan potensi dividen menarik pada harga saat ini dengan dividend yield sekitar 5% per tahun menggunakan asumsi konservatif," kata dia dalam riset, Selasa (14/5). 

Tren pembayaran dividen ASII cenderung meningkat sejak keluar dari puncak pandemi pada 2022. Pasalnya, laba bersih Astra sejak 2022 juga lebih tinggi dibandingkan level pra-pandemi. 

Sebelum pandemi di kisaran 2017-2019, dividend payout ratio (DPR) ASII stabil di angka 40%. Sementara itu, dividend payout ratio ASII terendah setelah 2020 berada di level 48%. 

"Ini merupakan angka yang konservatif menurut kami, dengan upside yang terbuka untuk angka dividen yang lebih besar," kata Edi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×