kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.286.000   8.000   0,35%
  • USD/IDR 16.722   27,00   0,16%
  • IDX 8.242   -33,17   -0,40%
  • KOMPAS100 1.150   -4,66   -0,40%
  • LQ45 842   -2,15   -0,25%
  • ISSI 285   -0,47   -0,16%
  • IDX30 441   -2,54   -0,57%
  • IDXHIDIV20 511   -0,99   -0,19%
  • IDX80 129   -0,47   -0,36%
  • IDXV30 136   -1,17   -0,85%
  • IDXQ30 141   -0,13   -0,10%

Saatnya Racik Ulang Portofolio, Simak Strategi Investasi Sesuai Profil Investor


Jumat, 19 September 2025 / 20:16 WIB
Saatnya Racik Ulang Portofolio, Simak Strategi Investasi Sesuai Profil Investor
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Pemangkasan suku bunga ini bisa menjadi salah satu momen investor untuk meracik ulang strategi investasi.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Pemangkasan suku bunga ini bisa menjadi salah satu momen investor untuk meracik ulang strategi investasi.  

Penasihat keuangan sekaligus pendiri Oneshildt Financial Planning, Risza Bambang mengatakan pengaturan portofolio investasi harus disesuaikan dengan jangka waktu investasinya. Misalnya jangka pendek, reksadana pasar uang dan obligasi dengan tenor 1 tahun bisa menjadi pilihan.

Kemudian untuk jangka menengah, investor bisa menyimpan dananya pada reksadana pendapatan tetap. Terakhir untuk jangka panjang, pilihannya bisa ke reksadana saham.

Sementara untuk obligasi, Risza bilang pemilihan tenor obligasi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan.

“Tentunya semua juga disesuaikan profil/karakteristik nasabah,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/9/2025).

Baca Juga: Tren Suku Bunga Rendah, Pengamat Ingatkan untuk Diversifikasi Aset

Menurutnya faktor – faktor yang harus dipertimbangkan sebelum berinvestasi ditengah tren penurunan suku bunga ini antara lain kebutuhan masa depan yang memerlukan pemupukan dan pengembangan dana. Lalu, jangka waktu kebutuhan, tingkat inflasi, akses pembelian, kemudahan mencairkan dana, tingkat bunga/pengembalian. Reputasi keuangan dari penyedia produk, kompetensi dan pengalaman penyedia produk juga perlu diperhatikan. 

“Jangan beli karena ikut – ikutan, hati – hati jika produknya too good to be true,” pesannya. 

Disisi lain, analis komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menilai pemangkasan suku bunga adalah momen yang sangat tepat untuk meninjau dan meracik ulang portofolio investasi. Perubahan suku bunga memiliki dampak signifikan terhadap kinerja berbagai instrumen investasi, mulai dari saham hingga obligasi. 

Saat suku bunga dipangkas, biaya pinjaman bagi perusahaan cenderung menurun, yang berpotensi meningkatkan profitabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 

“Hal ini biasanya berdampak positif pada pasar saham, karena investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi di luar instrumen pendapatan tetap yang kini menawarkan return lebih rendah,” ujar Wahyu. 

Di sisi lain, obligasi yang diterbitkan dengan kupon (bunga) tinggi sebelum pemangkasan suku bunga akan menjadi lebih menarik, sehingga harganya di pasar sekunder berpotensi naik.

Sementara itu, instrumen seperti deposito dan reksadana pasar uang mungkin akan memberikan imbal hasil yang lebih rendah. Sehingga investor cenderung memindahkan dananya ke aset lain yang lebih menjanjikan.

“Dengan demikian, pemangkasan suku bunga menjadi katalisator bagi investor untuk mengevaluasi kembali alokasi aset mereka,” terang Wahyu. 

Baca Juga: Suku Bunga Dipangkas, Saham Bisa Jadi Opsi Investasi Jangka Panjang

Wahyu menambahkan, penyesuaian portofolio setelah pemangkasan suku bunga sangat bergantung pada profil risiko tiap – tiap investor. 

Berikut adalah panduan alokasi aset yang bisa dipertimbangkan, meskipun persentase ini tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan kondisi pasar serta tujuan finansial pribadi. 

1.Investor Konservatif

Wahyu mengatakan, investor konservatif cenderung memprioritaskan keamanan modal dan menghindari risiko besar. Tujuan utama mereka adalah melindungi pokok investasi, bahkan jika harus mengorbankan potensi keuntungan yang tinggi.

Strateginya adalah dengan mempertahankan mayoritas portofolio pada instrumen berisiko rendah yang memberikan pendapatan stabil, namun tetap alokasikan sebagian kecil ke instrumen dengan potensi pertumbuhan untuk mengimbangi inflasi.

Alokasi Aset:

  • 60%-70% pada Pendapatan Tetap (Obligasi Pemerintah, Reksa Dana Pendapatan Tetap).
  • 20%-30% pada Pasar Uang (Deposito, Reksa Dana Pasar Uang).
  • 5%-10% pada Saham atau Reksa Dana Saham (pilih saham dengan fundamental kuat dan dividen stabil).

2.Investor Moderat

Wahyu menilai investor moderat bersedia mengambil sedikit risiko untuk mendapatkan return yang lebih baik, namun tetap berhati-hati. Mereka mencari keseimbangan antara pertumbuhan modal dan perlindungan aset.

Strategi:

Diversifikasi portofolio secara seimbang antara instrumen berisiko rendah dan tinggi untuk menciptakan portofolio yang stabil namun tetap memiliki potensi pertumbuhan.

Alokasi Aset:

  • 40%-50% pada Pendapatan Tetap (Obligasi, Reksa Dana Pendapatan Tetap).
  • 30%-40% pada Saham atau Reksa Dana Saham (pilih saham dengan fundamental kuat, dividen stabil, dan prospek pertumbuhan).
  • 10%-20% pada Pasar Uang (Deposito, Reksa Dana Pasar Uang).  

3.Investor Agresif

Investor agresif memiliki toleransi risiko yang tinggi dan berani menghadapi volatilitas pasar demi mengejar imbal hasil maksimal. Mereka umumnya memiliki jangka waktu investasi yang panjang.

Strategi: 

Fokus pada instrumen investasi berisiko tinggi yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan, sambil tetap melakukan diversifikasi untuk memitigasi risiko.

Alokasi Aset:

  • 60%-70% pada Saham atau Reksa Dana Saham (pilih saham yang berpotensi tumbuh tinggi, termasuk saham blue chip dan saham sektor yang diuntungkan oleh penurunan suku bunga seperti properti atau perbankan).
  • 20%-30% pada Pendapatan Tetap (Obligasi atau Reksa Dana Pendapatan Tetap).
  • 5%-10% pada Instrumen Lainnya (seperti komoditas atau aset kripto).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×