Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sisa empat bulan terakhir tahun 2025, penting bagi investor untuk meracik ulang portofolio sesuai profil risiko. Analis pun memberikan panduan strategi bagi tiap tipe investor, dari konservatif, moderat, hingga agresif.
Analis komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, penyusunan portofolio investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan finansial masing-masing investor. Berikut rekomendasinya:
1. Investor Konservatif
Wahyu memaparkan, investor konservatif merupakan investor yang memprioritaskan keamanan modal. “Maka, komposisi portofolionya cenderung didominasi oleh aset dengan risiko rendah,” katanya kepada Kontan, Selasa (2/9/2025).
Baca Juga: Portofolio Pershing Square, Bill Ackman Fokus pada Tiga Saham Ini
Oleh karena itu, Wahyu menilai investor konservatif sebaiknya menata portofolio dengan komposisi berikut
- Obligasi atau reksadana pendapatan tetap: 50–60% dari portofolio
- Emas atau aset safe haven lainnya: 20–30%
- Saham atau reksadana saham: 10-20% dengan memilih saham blue chip.
2. Investor moderat
Wahyu mengatakan, investor moderat mencari keseimbangan antara pertumbuhan modal dan keamanan. “Mereka siap mengambil risiko sedang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi,” ujarnya.
Untuk investor moderat, Wahyu merekomendasikan alokasi portofolio sebagai berikut.
- Obligasi atau reksadana pendapatan tetap: 30–40%
- Saham atau reksadana saham: 40–50%
- Emas atau aset alternatif lainnya: 10–20%
Baca Juga: Menjaga Kinerja Investasi, Investor Memburu Portofolio yang Lebih Aman
3. Investor Agresif
Sementara itu, Wahyu menjelaskan, investor agresif berani mengambil risiko tinggi demi potensi return yang maksimal. “Mereka biasanya memiliki horison investasi jangka panjang,” imbuhnya.
Dus, Wahyu menyarankan investor agresif untuk membagi portofolionya dengan porsi sebagai berikut.
- Saham atau reksadana saham: 60–70%, termasuk saham di sektor berisiko tinggi atau pasar berkembang.
- Aset alternatif seperti kripto: 10–30%, dengan porsi kripto yang variatif sebagai diversifikasi.
- Obligasi atau aset risiko rendah lainnya: 5–10%.
Adapun Wahyu menegaskan, investor perlu mengingat bahwa diversifikasi adalah kunci. “Jangan menaruh semua dana investor hanya pada satu jenis aset,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wahyu menyarankan, sebelum membuat keputusan investasi, investor perlu melakukan riset secara mendalam dan konsultasi dengan perencana keuangan profesional.
Selanjutnya: LeichtMix Genjot Inovasi Mortar Premium untuk Proyek Konstruksi Nasional
Menarik Dibaca: Inilah Kelebihan dan Kekurangan Lari pada Pagi Hari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News