Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Tekanan pasar menjelang pemilihan umum presiden (pilpres) tidak mengurangi hasrat manajer investasi (MI) menambah produk reksadana baru. Sejumlah MI merilis produk reksadana anyar karena optimistis dengan prospek pasar modal ke depan.
Yang terbaru, PT Ciptadana Asset Manajemen (CAM) meluncurkan produk reksadana pendapatan tetap bernama Cipta Bond pada Selasa (17/6). Dalam meluncurkan produk baru, Direktur Pemasaran CAM, Paula Rianty Komarudin memperkirakan, fluktuasi pasar hanya berlangsung jangka pendek dan diperkirakan akan membaik secara jangka panjang. "Ada beberapa investor institusi yang siap berinvestasi di Cipta Bond. Di tengah ketidakpastian market, investasi di reksadana pendapatan tetap dapat menjadi pilihan," kata Paula kepada KONTAN, Rabu (18/6).
Reksadana ini memiliki kebijakan memutar investasi minimal 80% pada efek bersifat utang yang diterbitkan pemerintah dan korporasi. Keunikan produk ini, investor mendapatkan dividen atau pembagian sebagian hasil investasi yang telah dibukukan dalam bentuk unit penyertaan baru setiap harinya.
Dividen yang dibagikan merupakan kupon obligasi yang menjadi aset dasar reksadana tersebut. Investor juga tetap memperoleh return yang berasal dari kenaikan harga obligasi yang tercermin dari nilai aktiva bersih (NAB) per unit.
Paula memperkirakan, reksadana ini bisa membagikan return sekitar 12% per tahun. Hingga akhir tahun, Cipta Bond ditargetkan bisa meraup dana kelolaan sekitar
Rp 100 miliar.
Panin Asset Management juga meluncurkan reksadana anyar akhir pekan lalu bernama Panin Dana Ultima. Menurut Rudiyanto, Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management, pihaknya fokus memberikan produk untuk investasi jangka panjang. "Momentum yang sifatnya sementara seperti saat ini tidak menjadi perhatian khusus. Yang difokuskan adalah keunikan dari reksadana itu sendiri," tutur dia.
Produk ini ditargetkan bisa menggenggam dana investor sebesar Rp 300 miliar. Hingga kini, target tersebut sudah terlampaui dengan dana kelolaan mencapai Rp 342 miliar. "Asumsi return minimal 5% di atas IHSG," ujar Rudiyanto.
Sikap hati-hati
Pekan lalu Schroder Indonesia menerbitkan reksadana campuran bernama Schroder Dynamic Balanced Fund. "Peluncuran tersebut dilakukan sebelum pilpres karena setelah pilpres maka kondisi politik akan berubah," kata Presiden Direktur PT Scroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi.
Reksadana campuran dipilih karena memiliki kebijakan investasi yang cukup lebar, lantaran risiko investasi kian meningkat. Misalnya, Indonesia menghadapi pelemahan ekonomi China serta rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.
Analis Infovesta Utama, Viliawati menyarankan, investor sebaiknya mengambil sikap berhati-hati atau wait and see di tengah kondisi saat ini. Jelang pilpres, ada kecenderungan pasar saham dan obligasi stagnan karena investor masih mencermati perkembangan hasil pilpres.
Sementara itu ada sentimen kurang positif seperti inflasi musiman yang cenderung tinggi menjelang bulan Ramadan. "Juga defisit neraca perdagangan dan nilai tukar yang cenderung melemah akhir-akhir ini," tutur Viliawati
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News