Reporter: Danielisa Putriadita, Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali perkasa pada awal pekan ketiga Februari. Optimisme pelaku pasar atas negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China membuat dollar Amerika Serikat turun.
Kemarin, di pasar spot, rupiah tercatat menguat 0,33% ke Rp 14.107 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat tipis 0,07% jadi Rp 14.106 per dollar AS.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, sebagian besar mata uang kawasan Asia menguat terhadap dollar AS. Selain faktor hubungan dagang antara AS dan China, ada sentimen lain yang membuat penguatan dollar AS terhenti.
Dollar AS juga tertekan pernyataan dovish pejabat The Fed yang menyatakan suku bunga tidak naik sama sekali karena merespons data penjualan ritel dan produksi industri AS yang negatif. Sementara, Perdana Menteri Inggris Theresa May bersiap kembali ke Brussels untuk pembicaraan lebih lanjut dengan para pemimpin Uni Eropa terkait Brexit.
Namun, Faisyal, menurut Analis Monex Investindo Futures, penguatan rupiah terbilang terbatas karena terhambat oleh dua faktor. Pertama defisit data perdagangan Indonesia pada pekan lalu.Kedua, harga minyak global yang sedang naik.
Faisyal memprediksi, Selasa (19/2), rupiah berpeluang ditutup menguat. Alasannya, sentimen positif kemarin masih berpengaruh. Untuk hari ini, rupiah diramal bergerak di kisaran Rp 14.025-Rp 14.150 per dollar AS.
Sementara itu, Josua memperkirakan, data ekonomi China masih akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Karena itu, hari ini rupiah berpeluang bergerak menguat dengan kisaran Rp 14.050-Rp 14.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News