Reporter: Sunarti Agustina | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kurs rupiah masih rentan koreksi. Setelah sehari sebelumnya menguat tipis, rupiah kembali terjungkal, kemarin. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Selasa (27/8), naik 4,50% menjadi 11.337 dibandingkan sehari sebelumnya. Sedangkan, dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah Bank Indonesia (BI) naik 0,38% menjadi 10.883.
David Sumual, ekonom Bank Central Asia (BCA), mengatakan, koreksi rupiah, kemarin, hingga sebesar 4,5% sudah di luar ekspektasi pasar. Sebab, rilis beberapa data ekonomi AS mengecewakan. Seharusnya ini kesempatan bagi rupiah untuk menguat, karena keperkasaan dollar AS sedang menurun.
Namun nyatanya, kondisi internal masih menjadi sentimen negatif yang cukup besar bagi rupiah. Tekanan inflasi tinggi membuat rupiah kehilangan pesona. Ditambah lagi dengan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca berjalan yang melebar membuat beban rupiah semakin besar.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, belum membaiknya kondisi rupiah lantaran paket kebijakan pemerintah tampaknya belum cukup efektif mengembalikan keyakinan investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hingga akhir tahun ini, Albertus memprediksi, rupiah masih akan cenderung melemah. Kisruh politik di Suriah hingga masalah penggunaan senjata kimia membuat kestabilan politik global terancam. Ini bisa membuat investor mengalihkan risiko investasinya ke instrumen yang aman seperti dollar AS, sebagai safe haven. Kondisi ini tentu akan berdampak negatif bagi rupiah, di tengah tekanan ekonomi dari dalam negeri yang juga tidak kalah besar.
Prediksi Albertus, kondisi itu membuat pergerakan rupiah berpotensi menembus level resistance 12.500 per dollar AS hingga akhir tahun. Sementara, hitungan David masih lebih optimistis. Ia memprediksi, rupiah di akhir tahun bisa menguat di kisaran 10.200 per dollar AS. "Tapi semua itu tegantung dari hasil data inflasi dan neraca perdagangan dari dalam negeri," kata David.
Adapun untuk pergerakan rupiah di hari ini, David melihat akan ada pelemahan lanjutan. Investor masih menunggu dan menimbang-nimbang level normal nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Sebab, pelemahan rupiah saat ini sudah melebihi ekspektasi pasar. Selain itu, para pelaku pasar masih menunggu data perekonomian AS dan keputusan kebijakan The Fed terkait stimulus moneter di AS, akan dipangkas tahun ini atau tidak.
Prediksi Albertus, pasangan USD/IDR, hari ini, akan bergerak di kisaran 11.225-11.670. Proyeksi David, pairing USD/IDR akan bergerak di rentang 10.900-11.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News