kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rupiah stabil bisa dorong animo investor asing


Senin, 08 Januari 2018 / 19:05 WIB
Rupiah stabil bisa dorong animo investor asing


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan rupiah diyakini dapat mendorong animo investor asing. Seperti diketahui, rupiah mengalami tren penguatan sejak akhir 2017 lalu.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah per 29 Desember 2017 diperdagangkan di Rp 13.555 per dollar AS. Lalu, Senin (8/1), mata uang Garuda bertengger di Rp 13.429 per dollar AS.

“Bagi pasar saham, peluang dari stabilitas rupiah ini mendorong animo investor asing,” ujar Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, Senin (8/1).

Dengan stabilitas rupiah, menurut Alfred investor dapat menikmati return atau dividen yield secara lebih optimal. Jika rupiah terdepresiasi, tentunya return yang didapat akan tereliminasi ketika dikonversi.

Tak hanya di pasar saham, menurut Alfred, hal ini juga akan dirasakan bagi investor asing yang berinvestasi di obligasi. “Ini bisa dilihat sebagai peluang. Anggaplah sekarang yield kita antara 6,5%-7%. Ketika rupiah stabil, mereka akan dapat senilai 6,5%-7% itu,” ujar Alfred mencontohkan.

Menurutnya, stabilitas rupiah di 2017 patut diapresiasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar luar negeri mengkonfirmasi kondisi makroekonomi Indonesia yang membaik. Padahal, The Federal Reserve menaikkan suku bunga, saat Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga.

“Nyatanya rupiah bisa bertahan stabil. Cukup beralasan kemudian lembaga rating menaikkan rating kita. Nilai tukar itu memang salah satu indikator risiko sebuah negara,” lanjut Alfred.

Karena itu pula, Alfred meyakini, pada 2018 ini, pergerakan asing dapat berbalik arah. Ia melihat adanya potens aksi beli oleh pemodal asing alias net buy asing di pasar saham. Salah satu pendorongnya adalah inflasi yang stabil dalam tiga tahun terakhir.

“Sudah pasti dana itu mengalir ke return yang lebih tinggi. Tapi selama ini jadi masalah, memang return kita lebih tinggi dari The Fed, tapi rupiah kita yang selalu terdepresiasi. Jadi kalau 2018 rupiah stabil lagi, saya yakin riil gap itu akan jadi keuntungan bagi Indonesia,” papar Alfred.

Sebagai catatan, pada penutupan perdagangan Senin (8/1), IHSG ditutup menguat 0,50% ke level 6.385,40. Adapun asing mencatatkan net buy sebesar Rp 331,89 miliar. Secara year to date (ytd), sudah tercatat net buy asing sebesar 1,47 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×