kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Rupiah Spot Melemah 0,28% ke Rp 16.296 Per Dolar AS Pada Jumat (26/7) Siang


Jumat, 26 Juli 2024 / 11:50 WIB
Rupiah Spot Melemah 0,28% ke Rp 16.296 Per Dolar AS Pada Jumat (26/7) Siang
ILUSTRASI. Rupiah spot terus melemah pada perdagangan Jumat (26/7) siang. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/06/2024


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot terus melemah pada perdagangan Jumat (26/7) siang. Pukul 11.41 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.296 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,28% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.250 per dolar AS.

Di Asia, rupiah masih menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam terhadap dolar AS siang ini, yakni dengan pelemahan 0,28%, disusul won Korea yang melemah 0,23%, ringgit Malaysia melemah 0,03%, rupee India melemah 0,01% dan dolar Hong Kong yang melemah 0,004% terhadap dolar AS.

Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS siang ini. Baht Thailand menguat 0,25%, pesso Filipina naik 0,24%, yen Jepang naik 0,21%, dolar Taiwan naik 0,11%, dolar Singapura naik 0,05% dan yuan China naik 0,001% terhadap dolar AS.

Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Melemah 0,21% ke Rp 16.284 Per Dolar AS Pada Jumat (26/7) Pagi

Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 104,27, turun dari sehari sebelumnya yang ada di 104,35.

Pelemahan rupiah membuat Bank Indonesia (BI) turun tangan. Mengutip Reuters, Jumat (26/7), Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas hari ini. 

Kepala Departemen Moneter Bank Indonesia Edi Susianto mengatakan kepada Reuters bahwa depresiasi rupiah tersebut disebabkan oleh data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar, dan permintaan mata uang asing dari Pertamina dan perusahaan lain untuk tujuan repatriasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×