kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Spot ke Rp 15.673 Per Dolar AS Jumat (16/2) Pagi, Loyo 3 Hari Beruntun


Jumat, 16 Februari 2024 / 10:13 WIB
Rupiah Spot ke Rp 15.673 Per Dolar AS Jumat (16/2) Pagi, Loyo 3 Hari Beruntun
ILUSTRASI. Petugas menunjukan uang pecahan rupiah di Jakarta, Rabu (31/1/2024). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat di semester II 2024, hal tersebut didasari dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu terbaik di dunia pada 2023 yakni, masih berada di kisaran 5 persen. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan tiga hari beruntun di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/2).

Mengutip Bloomberg pukul 10.07 WIB, rupiah di pasar spot ke Rp 15.673 per dolar AS atau melemah 0,32% dari posisi Kamis (15/2) pada Rp 15.623 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Simak Sentimennya

Sebelumnya, kurs rupiah di pasar spot berbalik arah hingga akhir perdagangan Kamis (15/2). Rupiah spot ditutup di level Rp 15.623 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah spot melemah 0,12% dibanding penutupan Selasa (13/2) di Rp 15.604 per dolar AS. Padahal, di awal perdagangan, rupiah sempat menguat ke level Rp 15.550 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, lesunya rupiah dari pelemahan ekspor yang lebih dalam dibandingkan dengan ekspektasi.

Apalagi pelemahan ekspor ini diakibatkan penurunan permintaan batubara dari Tiongkok.

"Penurunan ekspor ini kemudian mendorong kekhawatiran terkait dengan pelebaran defisit transaksi berjalan di kuartal I 2024," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (15/2).

Baca Juga: Pemilu Berpotensi Satu Putaran, Apa Efeknya Bagi Rupiah?

Untuk akhir pekan, Josua memproyeksikan rupiah akan menguat terbatas. Ini didorong adanya potensi kontraksi penjualan ritel di AS yang berpotensi mendorong kenaikan probabilitas pemotongan suku bunga the Fed lebih cepat.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin juga menilai rupiah berpotensi menguat.

Selain kontraksi penjualan ritel AS, angka klaim pengangguran pun diperkirakan bergerak bertambah.

"Khawatir dari data-data yang dirilis bisa mendorong rupiah menguat," katanya.

Baca Juga: Ketidakpastian Global Jadi Salah Satu Tantangan Bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di sisi lain, penguatan rupiah juga didorong dari faktor internal dari hasil quick count. Investor menilai program kerja pemimpin Indonesia selanjutnya masih melanjutkan kepemimpinan sebelumnya.

Nanang memproyeksikan rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.570 - Rp 15.675 per dolar AS. Lalu Josua memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.550 - Rp 15.650 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×