Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Posisi rupiah masih berhasil pertahankan penguatannya meski tipis. Di tengah serangan sajian data ekonomi Amerika Serikat yang positif, pasar sedang menanti rilis data inflasi Indonesia Oktober 2016 pada awal bulan ini.
Di pasar spot, Senin (31/10) nilai tukar rupiah terangkat tipis 0,02% di level Rp 13.048 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah tergelincir 0,02% di level Rp 13.051 per dollar AS.
Josua Pardede, Ekonom Bank Permata menjelaskan secara harian pergerakan ini terhitung datar dan tidak banyak berubah. Penyebabnya adalah terjadi tarik menarik sentimen antara eksternal dan internal. Di satu sisi, data pertumbuhan ekonomi AS kuartal tiga 2016 tumbuh dari 1,4% menjadi 2,9%.
Ini merupakan PDB tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. “Jelas ini jadi kekuatan bagi USD untuk unggul,” ungkap Josua.
Hanya saja memang data revisi sentimen konsumen AS Oktober 2016 mencatatkan hasil yang bertolak belakang. Namun dari internal, rupiah berhasil menghalau penguatan USD dengan indikasi masih positifnya sajian data inflasi yang akan rilis Selasa (1/11).
Apabila nantinya masih terjadi penurunan tingkat inflasi, rupiah bisa terus bergerak unggul. “Walau tetap rentannya lebih tipis,” tebak Josua.
Ditambah lagi, di awal pekan ini tidak ada sajian data ekonomi AS yang besar pengaruhnya bagi pergerakan USD. Sehingga memang fokus pasar akan ditentukan oleh suntikan terbaru data ekonomi domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News