Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus berakhir di zona merah di akhir pekan. Namun, untuk pekan depan indeks diperkirkan masih akan bergerak pada kisaran 5.345—5.450. Berikut pergerakan IHSG pekan ini:
Senin (24/10), IHSG dibuka dengan kenaikan pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.30 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,33% menjadi 5.428,66. Ada 153 saham yang melaju. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 63 saham dan 72 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,645 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 587,302 miliar.
Sesi I, IHSG masih bertahan di zona hijau. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, IHSG naik 0,19% menjadi 5.419,70. Jumlah saham yang naik mencapai 173 saham. Adapun jumlah saham yang turun sebanyak 97 saham dan 103 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 5,215 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,173 triliun.
Sesi II, mengawali pekan ini, IHSG melaju mengikuti pasar saham global. Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,22% atau 11,755 poin ke level 5.420,i998. Ada 187 saham bergerak naik, 110 saham bergerak turun, 104 saham stagnan. Volume perdagangan awal pekan mencapai 11,88 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,99 triliun.
Selasa (25/10), IHSG mengekor pergerakan positif pasar saham global dan regional. Pagi ini, pada pukul 09.12 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,18% menjadi 5.429,32. Ada 130 saham yang melaju. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 49 saham dan 75 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 1,184 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 535,073 miliar.
Sesi I, IHSG semakin berkurang menjelang penutupan sesi. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,16% menjadi 5.412,10. Rupanya, aksi beli asing belum mampu menyelamatkan indeks di akhir sesi Asal tahu saja, nilai pembelian bersih (net buy) asing di seluruh market mencapai Rp 78,1 miliar. Adapun di pasar reguler, nilai net buy asing mencapai Rp 16,9 miliar.
Sesi II, IHSG tergelincir di tengah bursa regional yang melaju pada perdagangan. Mengacu data RTI, indeks ditutup turun 0,43% ke Rp 23,177 poin ke level 5.397,821. Ada 163 saham bergerak turun, 156 saham bergerak naik, dan 97 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 12,51 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,28 triliun.
Rabu (26/10), IHSG terlihat tak berdaya pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.14 WIB, indeks tercatat turun 0,12% menjadi 5.391,96. Investor asing juga tampak melepas kepemilikan sahamnya pagi ini. Di seluruh market dan pasar reguler, nilai penjualan bersih (net sell) asing pagi ini masing-masing sebesar Rp 102,3 miliar dan Rp 105 miliar.
Sesi I, IHSG bergerak liar di sepanjang sesi. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,1% menjadi 5.391,94. Aksi jual asing sedikit banyak mempengaruhi performa indeks. Asal tahu saja, siang ini, investor asing menorehkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 564,1 miliar di seluruh market dan Rp 299,6 miliar di pasar reguler
Sesi II, IHSG berhasil ditutup di zona hijau setelah bergerak liar pada perdagangan. Mengacu data RTI, indeks naik 0,03% atau 1,858 poin ke level 5.399,679. Ada 183 saham bergerak turun, 140 saham bergerak naik, dan 85 saham stagnan. Pada perdagangan hari ini melibatkan 2,63 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,64 triliun.
Kamis (27/10), IHSG pagi ini dibuka di zona positif. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.06 WIB, indeks tercatat naik 0,19% menjadi 5.410,38. Ada 80 saham yang mendaki. Sementara itu, jumlah saham yang turun sebanyak 58 saham dan 91 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 2,560 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 422,311 miliar.
Sesi I, IHSG masih mempertahankan posisinya di zona positif. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,37% menjadi 5.419,57. Kenaikan indeks disokong oleh 144 saham. Sementara itu, ada 136 saham yang memerah dan 92 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi siang ini melibatkan 17,799 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,128 triliun.
Sesi II, IHSG melanjutkan penguatannya meski bergerak terbatas di tengah melemahnya pasar saham regional. Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,32% atau 17,157 poin ke level 5.416,836. Tujuh indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor keuangan paling tinggi menguat 0,74%. Sementara itu, tiga sektor lainnya memerah antara lain: agrikultur turun 0,53%, konstruksi turun 0,16%, dan perdagangan turun 0,13%. Aksi jual investor asing turut membatasi gerak perdagangan pasar domestik. Di pasar reguler, net sell asing Rp 58,712 miliar dan Rp 678,963 miliar keseluruhan perdagangan.
Jumat (28/10), IHSG sempat terpeleset di awal transaksi perdagangan pagi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,05% menjadi 5.419,71. Sebelumnya, indeks sempat tertekan ke posisi 5.414,37. Kenaikan indeks disokong oleh 98 saham. Sementara itu, ada 39 saham yang memerah dan 70 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi siang ini melibatkan 600 juta saham dengan nilai transaksi Rp 157,717 miliar.
Sesi I, IHSG sempat beberapa kali keluar masuk zona merah dan hijau. Hingga akhirnya, pada akhir sesi indeks berakhir sideways. Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,07% menjadi 5.412,85. Volume transaksi siang ini melibatkan 6,874 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,351 triliun.
Sesi II, IHSG berakhir di zona merah, menutup perdagangan akhir pekan. Indeks ditutup dengan penurunan tipis 6,5 poin atau 0,12% menjadi 5.410,27. Sebanyak 173 saham menguat berbanding 134 yang turun. Adapun 100 saham lainnya tak bergerak. Sebanyak 12,96 miliar saham berpindah tangan, dengan nilai perdagangan 5,8 triliun.
Rupiah
Pekan ini ruang gerak rupiah rupiah terbilang sempit. Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, sepanjang pekan ini dollar AS memang sedang terlihat perkasa. "Probabilitas kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini saja sudah menyentuh angka 72,5%," kata Josua. Maka dari itu, Josua memprediksi rupiah masih akan terus tertekan, paling tidak sampai pekan depan.
Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:
Senin (24/10), nilai tukar rupiah di pasar spot pada awal pekan ini tak banyak mencatatkan perubahan. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 11.28 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.043 per dollar AS. Posisi itu tak jauh berbeda dengan level penutupan pada Jumat (21/10) di Rp 13.042. Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) melemah 0,2% menjadi Rp 13.047. Akhir pekan lalu, kurs JISDOR rupiah menunjukkan posisi Rp 13.020 per dollar AS.
Sore, kurs rupiah unggul di hadapan dollar AS awal pekan. Mengacu Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.012 per dollar AS. Pada penutupan, rupiah pada level Rp 13.042 per dollar AS atau dengan kata lain penutupan hari ini naik 0,23%.
• Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova, mengatakan, nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dollar AS seiring dengan aksi ambil untung sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri. "Faktor teknikal menjadi salah satu sentimen yang menjaga rupiah, sebagian pelaku pasar uang memanfaatkan momentum untuk ambil untung setelah sempat dollar AS mengalami penguatan," katanya, Senin (24/10).
Selasa (25/10), nilai tukar rupiah pada transaksi perdagangan siang ini tak banyak berubah. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 11.42 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah tipis 0,06% menjadi Rp 13.020 per dollar AS. Kemarin, posisi rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 13.012 per dollar AS. Adapun posisi rupiah berdasarkan kurs JISDOR menguat 0,19% menjadi Rp 13.022 dari sebelumnya Rp 13.047 per dollar AS.
Sore, kurs rupiah kembali menguat di hadapan dollar AS. Mengacu Bloomberg, di pasar spot rupiah berakhir pada level Rp 13.005 per dollar AS. Jika dibandingkan dengan penutupan, Senin (24/10) kemarin, rupiah menguat 0,05% dari Rp 13.012 per dollar AS.
• Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, rupiah menguat lantaran dorongan sentimen dari dalam negeri. Dari data Kementerian Keuangan hari ini, pemerintah berhasil menjual obligasi atau SUN hingga Rp 11,62 triliun. Angka tersebut melebihi target Rp 10 triliun. "Ini membawa dampak positif ke rupiah. Investor masih yakin dengan ekonomi Indonesia," paparnya. Di sisi lain, sentimen eksternal seperti prospek kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) hingga isu kenaikan suku bunga The Fed sebenarnya mendukung penguatan USD. "Tapi faktor dari dalam negeri lebih dominan sehingga rupiah menguat," imbuh Faisyal.
Rabu (26/10), nilai tukar rupiah tak banyak mencatatkan perubahan pada transaksi perdagangan pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.006 per dollar AS. Adapun kurs JISDOR rupiah pagi ini menguat 0,2% ke level 12.997 per dollar AS. Kemarin, kurs JISDOR rupiah ditetapkan di level 13.022.
Sore, kurs rupiah bergerak stabil cenderung menguat di hadapan dollar AS. Mengacu Bloomberg, di pasar spot rupiah ke Rp 13.004 per dollar AS atau bergerak stabil cenderung menguat 0,01% dari penutupan kemarin Rp 13.005.
• "Pergerakan rupiah bergerak di kisaran sempit di tengah posisi pelaku pasar uang yang 'wait and see' terhadap sentimen global, terutama dari Amerika Serikat," ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri dikutip dari Antara. Ia mengemukakan bahwa sentimen yang menjadi fokus pelaku pasar uang yakni pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai rencana kenaikan suku bunga acuannya dan pemilu presiden AS pada awal November tahun ini.
Kamis (27/10), posisi mata uang rupiah melemah. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.23 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,3% menjadi Rp 13.045 per dollar AS. Sebagai perbandingan saja, kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 13.004. Pelemahan juga terlihat pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang pagi ini menunjukkan posisi Rp 13.027 dari sebelumnya Rp 12.997.
Sore, di pasar spot, nilai tukar rupiah melemah 0,23% ke level Rp 13.033 per dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah tergerus 0,23% di Rp 13.027.
• David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia mengatakan, rupiah tertekan dari pelemahan mata uang yen di hadapan dollar AS. "Berapa waktu terakhir, dana asing juga terlihat keluar dari pasar obligasi meski hanya sedikit," ujarnya. Di sisi lain, bursa saham global sebenarnya melemah lantaran kinerja emiten yang tidak memuaskan. Hal ini seharusnya turut melemahkan dollar AS. Tetapi USD tetap bertenaga di tengah spekulasi kenaikan suku bunga The Fed.
Dari dalam negeri, sentimen cukup beragam. DPR baru saja mengesahkan RAPBN tahun 2017 sehingga membawa dampak positif bagi mata uang garuda. Tetapi muncul sentimen negatif setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor's belum bersedia untuk menaikkan rating Indonesia.
Jumat (28/10), mengutip Bloomberg, Pada Jumat (28/10), rupiah tidak mampu berbuat banyak dan hanya mampu bertengger di level Rp 13.051. Angka ini mencatatkan penguatan dollar AS terhadap rupiah sebesar 0,14% dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan, rupiah juga terpeleset sebanyak 0,07% setelah pada Jumat (21/10) ditutup di level Rp 13.042. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah terlihat kembali melemah sebesar 0,16% dari hari sebelumnya dan hanya berada di level Rp 13.048 per dollar AS. Dibandingkan dengan hari yang sama sepekan sebelumnya, rupiah malah melemah sebanyak 0,21%. Tercatat, rupiah berada di level Rp 13.020 per dollar AS.
Emas
Dalam sepekan emas Antam mengalami penurunan Rp 1.000. Harga emas Antam bergerak masih di sekitaran Rp 600.000. Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:
Senin (24/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 601.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Jumat (21/10).
Selasa (25/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 601.000. Angka ini sama dari posisi harga Senin (24/10).
Rabu (26/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 602.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Selasa (25/10).
Kamis (27/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam di angka Rp 599.000. Harganya turun Rp 3.000 dari posisi harga Rabu (26/10).
Jumat (28/10), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 600.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Kamis (27/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News