Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Garuda pagi ini (11/4) menuju pelemahan mingguan terbesar sejak Desember tahun lalu. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.17 WIB, rupiah mencatatkan pelemahan sebesar 1,1% pada periode lima hari terakhir. Ini merupakan pelemahan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Desember lalu.
Sementara, pada hari ini, pelemahan rupiah mencapai 0,7%. Jika dilihat, ini merupakan pelemahan terbesar sejak 20 Maret lalu.
Pelemahan rupiah terjadi pasca hasil perhitungan cepat sementara pemilu lesgislatif menunjukkan kemenangan Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP) di bawah prediksi pelaku pasar.
"Ekspektasi bahwa PDIP menang telak tidak terjadi. Meskipun dalam skenario terbaik PDIP memenangkan kursi mayoritas, kita masih akan melihat rendahnya aksi reformasi pada tenaga kerja, meski sektor infrastruktur akan membaik. Dengan hasil ini, kami tidak yakin langkah reformasi yang dilakukan akan berjalan lancar," jelas Enrico Tanuwidjaja, ekonom Nomura Holdings Inc di Singapura.
Hasil pemilu legislatif yang tak sesuai prediksi pasar tersebut menyebabkan banyak dana asing yang hengjang dari pasar saham kemarin. Nilainya diperkirakan mencapai US$ 129 juta. Ini merupakan yang terbesar sejak Desember lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News