kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Rupiah Menguat Pekan Ini Didorong Sikap Donald Trump yang Lebih Lunak


Jumat, 24 Januari 2025 / 20:32 WIB
Rupiah Menguat Pekan Ini Didorong Sikap Donald Trump yang Lebih Lunak
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di salah satu kantor cabang BNI di Jakarta, Rabu (8/1/2025). Rupiah tercatat terapresiasi saat indeks dolar tertekan oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang tidak begitu agresif seperti perkiraan.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mata uang rupiah menguat pada perdagangan pekan ini. Rupiah tercatat terapresiasi saat indeks dolar tertekan oleh sikap  Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump yang tidak begitu agresif seperti perkiraan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (24/1), Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 16.171 per dolar AS. Secara mingguan, rupiah menguat 1,27% daripada posisi akhir pekan lalu di Rp 16.380 per dolar AS. Secara harian, rupiah spot menguat 0,69% daripada posisi kemarin di Rp 16.283 per dolar AS.

Sedangkan, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp 16.200 per dolar AS. Secara mingguan, rupiah menguat sekitar 1,05% daripada posisi Rp 16.373 per dolar AS. Secara harian, rupiah menguat 0,46% daripada posisi kemarin Rp 16.276 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Lanjut Menguat dan Ditutup di Level Rp 16.172 Per Dolar AS Hari Ini (24/1)

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mencermati, nilai tukar rupiah menguat pekan ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) didukung oleh berbagai sentimen, baik dari domestik dan eksternal.

Dari internal, revisi PP Devisa Hasil Ekspor (DHE) 100% untuk periode 1 tahun yang dimulai 1 Maret 2025 telah menjadi pendukung bagi rupiah. Sebab, revisi PP DHE diharapkan bisa meningkatkan cadangan devisa secara drastis.

Dari eksternal, faktor yang mendukung rupiah utamanya berasal dari sikap Donald Trump yang lebih lunak pada China. Presiden AS ke-47 tersebut lebih mengharapkan kesepakatan perdagangan daripada tarif.

‘’Dolar AS sendiri juga melemah oleh pernyataan Trump yang menginginkan suku bunga AS segera diturunkan,’’ ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (24/1).

Baca Juga: Indeks Kompas100 Dikocok Ulang, Simak Prospek Kinerja Konstituen Barunya

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan bahwa penguatan rupiah pekan ini lebih dipengaruhi oleh indeks dolar yang melemah. Hal itu menyusul sikap Donald Trump yang tidak seagresif sesuai perkiraan.

Dalam pidato pelantikannya, Senin (20/1), Trump tidak memberlakukan tarif impor pada hari pertama ia menjabat seperti yang ditegaskan sebelumnya. Trump akan menerapkan tarif impor pada Kanada dan Meksiko sebesar 25% mulai 1 Februari 2025.

Spesifik ke China, Trump memberlakukan tarif impor hanya sebesar 10%. Besaran tarif tersebut jauh lebih rendah daripada ancaman sebelumnya sebesar 60%.

‘’Data domestik kita sendiri tidak cukup baik, apalagi rupiah terdepresiasi usai Bank Indonesia (BI) tahan suku bunga. Namun indeks dolar yang turun telah membuat rupiah naik,’’ jelas Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (24/1).

Baca Juga: Rupiah Berbalik Arah dan Ditutup Melemah ke Rp 16.284 Per Dolar AS di Hari Ini (23/1)

Di perdagangan pekan depan, Fikri memperkirakan, rupiah kemungkinan akan bergerak datar. Perdagangan akan sepi karena libur nasional selama tiga hari dari awal pekan, kemudian investor menantikan hasil pertemuan FOMC di tanggal 30 Januari 2025.

Namun patut diwaspadai keputusan Bank of Japan (BoJ) menahan suku bunga acuan 25 bps ke level 0,5% di akhir pekan ini, Jumat (24/1). Aliran dana investasi berpotensi masuk kembali ke Jepang, yang dapat mengurangi kontribusi dana asing sebagai pendukung rupiah.

Di samping itu, lanjut Fikri, Trump akan memulai tarif impor perdagangan ke China, Meksiko, Kanada mulai 1 Februari 2025. Pasar juga mengkhawatirkan Trump mungkin masih mengincar negara lain terkait penerapan tarif impor.

Lukman menambahkan, perlu diantisipasi adanya data-data ekonomi penting akan dirilis pekan depan. Mulai dari manufaktur China, data PDB kuartal IV-2024 AS, data inflasi PCE AS, serta pertemuan FOMC The Fed. Sedangkan, tidak ada data ekonomi penting dari Indonesia di pekan depan.

Baca Juga: Rupiah Makin Menguat ke Rp 16.246 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (23/1)

Lukman memproyeksi, Rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.000 – Rp 16.300 di perdagangan pekan depan. Sedangkan, Fikri memperkirakan Rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.100 – Rp 16.300 per dolar AS di pekan depan.

Selanjutnya: Lembaga Penilaian Kesesuaian di BSPJI Jakarta Berperan Jaga Kualitas Industri

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (25/1): Dari Berawan hingga Diguyur Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×