kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat lagi di bawah Rp 14.000 per dollar AS


Selasa, 26 Februari 2019 / 16:45 WIB
Rupiah menguat lagi di bawah Rp 14.000 per dollar AS


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs mata uang Garuda terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali terbang hari ini. Rupiah kembali menguat di bawah Rp 14.000 per dollar AS.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (26/2) rupiah ditutup menguat 0,19% di level Rp 13.992 per dollar AS dari harga kemarin pada Rp 14.018 per dollar AS. Senada, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pencapaian rupiah cukup positif dengan angka penguatan sekitar 0,12% menjadi Rp 13.990 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai, mata uang negara berkembang ini menguat karena sentimen perang dagang AS dan China. Optimisme atas negosiasi perdagangan kedua belah negara mendorong selera investor untuk condong ke aset berisiko.

Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menunda kenaikan tarif barang-barang China pada 1 Maret. Trump kabarnya akan merencanakan pertemuan puncak dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, perkebunan di Florida untuk menyimpulkan perjanjian, dengan asumsi pembicaraan perdagangan membuat kemajuan.

Di sisi lain, Trump mengatakan kedua belah pihak akan mengadakan KTT penandatanganan. Meskipun ia memperingatkan ada kemungkinan bahwa kesepakatan mungkin tidak terjadi sama sekali.

“Investor juga mencari petunjuk baru tentang pandangan terbaruThe Fed terkait ekonomi dan kebijakan moneter,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (26/2). Gubernur The Fed, Jerome Powell akan mengeluarkan testimoni di hadapan Komite Perbankan Senat pada hari Selasa waktu setempat.

Powell dan pembuat kebijakan Fed lainnya telah mengindikasikan mereka mendukung kesabaran sebelum menaikkan suku bunga lagi. Karena data ekonomi yang rilis baru-baru ini memberi sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Di sisi lain pasar berjangka menyiratkan pedagang bertaruh bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga sama sekali pada tahun 2019.

Kata Ibrahim, pergerakkan rupiah saat ini tak terlepar dari persoalan Brexit. Perdana Menteri Inggris, Theresa May sedang mempertimbangkan menunda batas waktu Brexit. May diperkirakan akan mengizinkan kabinetnya untuk membahas perpanjangan batas waktu melampaui 29 Maret pada pertemuan Selasa (26/2) waktu setempat.

Tujuannya untuk memberikan lebih banyak waktu untuk May mempersiapkan strategi menghentikan Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan bulan depan. Ibrahim menilai ke depan, para pedagang akan fokus pada serangkaian data yang akan dirilis pada paruh kedua minggu ini untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi global.

Adapun yang dimaksud antara lain angka-angka aktivitas manufaktur dari China dan AS dan angka-angka produk domestik bruto kuartalIV AS yang direvisi.

Ibrahim memprediksi, Rabu (27/2), rupiah kemungkinan masih akan menguat di level support Rp 13.960 –Rp 13.760 per dollar AS dan resistance di level Rp 14.015 –Rp 14.066 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×