Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih menunjukkan sinyal penguatan terhadap dollar AS. Hal ini dianggap sebagai sentimen positif bagi emiten emiten yang kinerja bisnisnya bergantung pada aktivitas impor.
Salah satunya PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), di mana Head of Corporate Communication Fetty Kwartati mengatakan bahwa perusahaannya tidak mematok atau mengasumsikan kurs di level tertentu.
Meskipun begitu, dengan adanya penguatan nilai tukar rupiah, harga produk yang bakal ditawarkan ke konsumen bakal lebih kompetitif.
"Penguatan rupiah pasti terasa, karena sistem pricing kita adalah price true. Sehingga, baik pelemahan ataupun penguatan rupiah akan berpengaruh ke harga jual produk," ungkap Fetty kepada Kontan, Kamis (7/2).
Selanjutnya, dengan penguatan nilai tukar rupiah saat ini, perusahaan yang sebagian barangnya berasal dari impor bisa tetap menawarkan harga yang lebih kompetitif di Tanah Air. Sehingga, permintaan akan terjaga, bahkan meningkat di atas target pertumbuhan pendapatan tahun ini, yakni 15%.
Di sisi lain, perusahaan itu juga menyiapkan beberapa strategi untuk bisa tumbuh kuat mencapai target tahun ini, khususnya dalam mengantisipasi risiko volatilitas nilai tukar rupiah.
Di antaranya dengan menerapkan headging atau batas atas dan bawah kurs sebagaimana disyaratkan Bank Indonesia (BI). "Kami juga meningkatkan efisiensi, kalau cost naik, sehingga margin bisa tetap stabil," ujarnya.
Strategi lainnya, MAPI akan terus berupaya mendatangkan produk sesuai keinginan konsumen dan dengan menawarkan harga yang lebih murah. Sehingga, pilihan produk yang akan diimpor menjadi salah satu pertimbangan penting perusahaan itu agar sesuai dengan kondisi market.
"Tahun ini kita targetkan pendapatan tumbuh 15% dengan memasukkan asumsi adanya Pilpres dan risiko volatilitas. Tapi, harapannya kalau bisa lebih tinggi akan lebih bagus," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News