Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data ekonomi dalam negeri yang solid mengerek rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pekan ini. Padahal, geopolitik Rusia dan Urkaina yang memanas memicu risk off.
Mengutip Bloomberg, Jumat (18/2), rupiah melemah tipis 0,01% ke Rp 14.327 per dolar AS. Dalam sepekan rupiah menguat 0,13%. Kompak, kurs Jisdor versi Bank Indonesia (BI), mencatat rupiah sore ini ditutup melemah 0,26% menjadi Rp 14.339 per dolar AS. Dalam sepekan kurs Jisdor juga menguat 0,14%.
Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengamatai pergerakan rupiah di pekan ini cenderung mendatar dengan sentimen beragam sentimen yang mempengaruhi. Di awal pekan rupiah menguat signifikan karena tersokong data pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan yang positif.
Baca Juga: IHSG Menguat 1,13% dalam Sepekan, Berikut Sentimen Penggeraknya
Sementara di akhir pekan, sentimen eksternal seperti geopolitik Rusia dan Ukraina kembali memanas dan membuat rupiah melemah. Namun, Alwi menilai rupiah di pekan ini cukup tangguh bertahan meski digempur seperti ketegangan di Rusia dan Ukraina serta ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Funds Rate (FFR).
"Data dalam negeri mampu mengimbangi tekanan eksternal jadi pelemahan rupiah tidak dalam," kata Alwi, Jumat (18/2).
Di pekan depan Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi berbalik menguat kembali jika ketegangan Rusia dan Ukraina mereda. Selain itu, secara teknikal Alwi memproyeksikan rupiah berpotensi menguat karena aksi profit taking setelah dollar AS menguat karena antisipasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga AS.
Baca Juga: Loyo, Rupiah di Jisdor BI Melemah 0,26% ke Rp 14.339 Per Dolar AS Pada Jumat (18/2)
Namun, jika perang Rusia dan Ukraina kembali memanas, Ahmad Mikail Zaini Ekonom Sucor Sekuritas memproyeksikan rupiah berpotensi melemah di pekan depan. Apalagi, perang tersebut berpotensi membawa harga minyak naik yang bisa berdampak pada kenaikan impor Indonesia.
Yield US Treasury AS masih dalam level tinggi di sekitar 1,98% juga cenderung berdampak negatif bagi rupiah.
Mikail memproyeksikan rupiah di pekan depan berada di Rp 14.400 per dolar AS-Rp 14.450 per dolar AS. Sementara, Alwi mengekspektasikan rupiah dalam sepekan depan bergerak di rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.350 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News