kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah melemah tipis ke Rp 15.224/dollar AS diintai risiko perang dagang


Selasa, 30 Oktober 2018 / 18:13 WIB
Rupiah melemah tipis ke Rp 15.224/dollar AS diintai risiko perang dagang
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menunjukkan pertahanannya di tengah penguatan indeks dollar yang mencapai level 96.76 sore ini. Kurs rupiah, Selasa (30/10), di pasar spot menunjukkan koreksi sangat tipis sebesar 0,01% ke level Rp 15.224 per dollar Amerika Serikat (AS).

Mata uang Garuda juga terkoreksi 0,12% menjadi Rp 15.237 per dollar AS, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar (JISDOR). 

Penguatan indeks dollar dipicu pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan mengenakan biaya impor tambahan kembali terhadap US$ 257 produk impor dari China. Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru ini jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping bulan November mendatang tidak menghasilkan jalan keluar.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan masalah perang dagang antara AS dengan China memberikan perlambatan bagi perekonomian China.

“Faktor penguatan dollar AS lainnya dampak dari data pertumbuhan ekonomi AS kuartal III yang cukup baik, sehingga ada ekspektasi bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga di Desember 2018 sebesar 25 basis poin,” ujar Ibrahim. AS mengumumkan pertumbuhan ekonomi 3,5% pada periode kuartal III-2018.

Di sisi lain, anggaran belanja Italia 2019 tidak disetujui oleh Uni Eropa menimbulkan gejolak politik yang kembali hangat sehingga kembali mendorong indeks dollar.

Melemah tajam

Menurut Ibrahim, penguatan indeks dollar diperkirakan akan mencapai level tertingginya di 97,10 yang artinya rupiah berpotensi melemah tajam kembali. Selain itu data neraca perdagangan AS juga akan rilis juga diekspektasikan akan positif. 

Namun, rilis data mengenai manufaktur China mendatang dinilai dapat menahan pelemahan rupiah kembali.

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, penguatan dollar didukung oleh data inflasi inti AS (kategori Core PCE) per September 2018 yang tercatat sesuai dengan ekspektasi pasar sebesar 2% (YoY). 

“Mata uang di Asia cukup melemah, khususnya rupiah yang mengalami pergerakan sideways. Namun, dalam penutupannya tidak terkoreksi begitu banyak karena AS berupaya untuk melakukan negosiasi sehingga berbalik kembali kondisinya lebih positif,” jelas Josua. 

Selain itu, menurutnya, permintaan dollar AS biasanya cukup tinggi di perdagangan menjelang akhir bulan.

Ibrahim memproyeksikan, rupiah dapat kembali menguat terbatas di perdagangan Rabu (31/10) dalam rentang Rp 15.212-Rp 15.260 per dollar AS. Sedangkan prediksi Josua, rupiah berada di level Rp 15.175-Rp 15.250 per dollar AS pada perdagangan esok hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×