Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Manajer investasi memutar strategi investasi menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, tekanan rupiah ikut menyeret kinerja reksadana saham berbasis dollar AS.
PT First State Investments Management, salah satunya yang mengincar saham-saham luar negeri sebagai aset dasar produk kelolaannya.
"Kami mencoba screen negara dengan mata uang yang tidak mengalami depresiasi sebesar rupiah," ujar Head of Equity First State Investments Indonesia Hazrina Dewi, Jumat (19/6).
Infovesta Utama mencatat rata-rata return reksadana saham berbasis dollar AS minus 9,99% secara year to date (YTD) 5 Juni 2015.
Menurut analis Infovesta Utama Viliawati, minusnya kinerja dipicu oleh efek konversi nilai pasar aset dasar reksadana ke dollar AS dalam perhitungan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit Penyertaan. Sebab, mayoritas aset dasar reksadana saham berbasis dollar AS merupakan saham domestik dalam denominasi rupiah.
"Nilai pasar portofolio dalam rupiah makin menyusut ketika dikonversi ke dalam Dollar AS yang menguat," ujar Vilia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News