kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

First State akan terbitkan reksadana saham dollar


Kamis, 23 Mei 2013 / 08:10 WIB
First State akan terbitkan reksadana saham dollar
ILUSTRASI. Berikut kesalahan saat membeli furnitur yang harus dihindari.


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT First State Investment Indonesia bakal mengeluarkan produk reksadana saham berdenominasi dollar AS anyar. Ancar-ancar waktu penerbitan pada kuartal III atau akhir tahun ini.

Presiden Direktur PT First State Investment Indonesia, Hario Soeprobo mengatakan, reksadana ini masih dalam tahap approval internal. “Ekspektasi return produk reksadana ini mencapai 8%-9% per tahun,” tutur Hario kepada KONTAN, kemarin.

Hario menjelaskan, aset dasar produk ini akan meliputi saham-saham sektor perbankan, konsumer, dan infrastruktur. Adapun target dana kelolaan yang ingin diraih mencapai US$ 100 juta-US$ 150 juta dalam setahun. Per April 2013, total dana kelolaan First State Investment Indonesia sebesar Rp 5,5 triliun.

Salah satu produk yang menopang pertumbuhan dana kelolaan berasal dari reksadana campuran berdenominasi dollar AS bernama USD Balanced Plus Fund. Reksadana yang baru terbit Februari 2013 ini telah mengumpulkan dana kelolaan sebesar US$ 55 juta. "Tahun ini target dana kelolaan bisa tumbuh hingga mencapai Rp 8 triliun," ujar Hario.

Ia bilang, kinerja reksadana berdenominasi dollar AS masih terbilang menarik. USD Balanced Plus Fund pada kuartal I/2013 berhasil mencatatkan imbal hasil sebesar 6,7%. Kinerja ini ditopang oleh pemilihan sektor saham yang tepat. Misalnya, dengan menghindari sektor pertambangan.

USD Balanced Plus Fund diharapkan dapat menorehkan kinerja antara 8%-9% hingga akhir tahun. Portofolio reksadana itu, sebesar 42% ditempatkan pada saham, sebesar 35% pada obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS, dan sisanya cash.

Analis PT Infovesta Utama, Vilia Wati memprediksi, rata-rata return reksadana saham berdenominasi dollar AS akan berkisar antara 12%-15% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×