CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah melemah 1,1% dalam sepekan, simak proyeksi pekan depan


Jumat, 21 Mei 2021 / 19:00 WIB
Rupiah melemah 1,1% dalam sepekan, simak proyeksi pekan depan
ILUSTRASI. Rupiah melemah 1,1% dalam sepekan, simak proyeksi pekan depan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak bisa bertahan hingga akhir pekan, Jumat (21/5). Kekhawatiran pandemi menyebar semakin luas dengan ditemukannya tiga varian baru Covid-19 menjadi penyebab pelemahan rupiah.

Di pasar spot, Jumat (21/5), rupiah menguat 0,14% ke Rp 14.355 per dolar AS. Namun, dalam sepekan rupiah melemah 1,1%. 

Analis Monex Investindo Futures, Faisyal, mengatakan, awal pekan lalu rupiah bergerak menguat karena penguatan dolar AS terbatas oleh spekulasi The Fed yang akan mengetatkan kebijakan moneter setelah inflasi AS tumbuh.

Namun, sentimen yang cenderung membuat rupiah melemah tersebut nyatanya sudah diantisipasi pelaku pasar dan membuat rupiah di awal pekan sempat menguat. 

Baca Juga: Rupiah ditutup menguat 0,14% ke Rp 14.355 per dolar AS pada Jumat (21/5)

Head of Economics Research Pefindo, Fikri C Permana, menilai, pergerakan rupiah sepekan ini cukup terjaga akibat pasar yang tutup saat Lebaran. Jika pasar tidak tutup di saat yang sama, data inflasi AS tercatat naik dan langsung meningkatkan yield US Treasury AS.

"Jika pasar tidak tutup rupiah berpotensi overshoot," kata Fikri. 

Namun, mata uang garuda berbalik melemah hingga akhir pekan karena pelaku pasar kembali khawatir pada penyebaran virus Covid-19 yang tidak kunjung mereda. "Pelemahan rupiah dipicu oleh kekhawatiran jumlah kasus positif Covid-19 melonjak setelah Lebaran," kata Faisyal, Jumat (21/5). 

Di pekan depan, Faisyal mengatakan fokus pelaku pasar pada kebijakan pengetatan moneter The Fed sudah mulai diacuhkan. Sementara, kunci pergerakan nilai tukar kembali pada masalah Covid-19. 

Selain itu, pelaku pasar juga akan menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). Faisyal mengatakan jika BI mempertahankan suku bunga acuannya maka rupiah berpotensi menguat di pekan depan. 

Baca Juga: Rupiah berbalik melemah tipis ke Rp 14.377 per dolar AS pada tengah hari ini (21/5)

"Fundamental Indonesia kuat didukung pelaku pasar mulai melirik aset berisiko karena pandemi di Eropa dan AS mulai membaik meski di kawasan Asia masih memburuk," kata Faisyal.

Sementara, Fikri memproyeksikan rupiah di pekan depan berpotensi bergerak volatil dengan kecenderungan menguat. Sentimen positif datang dari neraca perdagangan Indonesia periode April surplus. Selain itu, ekspor China dan Jepang mulai meningkat sehingga rupiah berpotensi menguat.  

Sepekan depan, Faisyal memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 14.200 per dollar AS-Rp 14.500 per dollar AS. Sementara, Fikri memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.150 per dollar AS-Rp 14.350 per dollar AS. 

Selanjutnya: Prediksi IHSG hari jumat 21/5 turun, 3 saham BUMN ini bisa diakumulasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×