Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah masih memiliki banyak tenaga untuk menghadapi tekanan eksternal. Analis memperkirakan, laju mata uang garuda akan kembali mendatar sepekan ke depan.
Di Pasar Spot, Jumat (7/4) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,06% ke level Rp 13.321 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir rupiah cenderung bergerak flat.
Nurdiyanto, Analis Riset Treasury PT Bank Negara Indonesia menjelaskan, rilis cadev Indonesia bulan Maret mencapai level tertinggi sejak Agustus 2011. Hal ini membuat rupiah cukup perkasa di tengah sentimen yang menekan aset beresiko setelah serangan Amerika Serikat (AS) ke Suriah.
"Sedangkan pergerakan dollar AS juga masih positif menanti data Non Farm Payroll (NFP) dan hasil pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan Perdana Menteri China, Xi Jinping," ujarnya.
Sentimen dari Suriah menurut Nurdiyanto masih akan mempengaruhi rupiah sepekan ke depan. Di samping itu, rilis NFP AS bulan Maret serta hasil pertemuan Trump dengan Jinping akan turut menjadi penggerak rupiah dari sisi eksternal.
Sementara dari sisi internal, rupiah menanti angka neraca perdagangan bulan Februari. "Sepertinya neraca perdagangan masih akan surplus. Apalagi indeks manufaktur dalam negeri naik," lanjutnya.
Nurdiyanto memprediksi rupiah dalam sepekan ke depan akan kembali sideways.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News