Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rupiah terus melemah. Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (2/8) pukul 10.43 WIB di pasar spot, kurs rupiah di angka Rp 14.220 per dolar AS, melemah 0,74% dari posisi penutupan kemarin pada Rp 14.116 per dolar AS.
Di JISDOR rupiah juga ikut melemah 0,74% di level Rp 14.203 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin US$ 14.098 per dolar AS. Rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam terhadap dolar AS dibanding mata uang negara-negara Asia lainnya.
Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI melorot ke Rp 14.203 per dolar AS
Setelah rupiah, mata uang rupee India menduduki peringkat kedua mata uang terlemah terhadap dolar AS dengan pelemahan 0,37%, sedangkan won Korea melemah 0,33%, dolar Taiwan melemah 0,31% dan yuan China melemah 0,25%.
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di level 98,30, naik tipis dari sehari sebelumnya yang ada di 98,36.
Kepala Ekonom UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, pergerakan rupiah cenderung masih akan terdepresiasi hingga sisa akhir tahun.
Bukan karena dampak dari penurunan suku bunga acuan The Fed (FFR) berkepanjangan, tapi juga karena kondisi fundamental Tanah Air yang masih terlilit defisit transaksi berjalan (CAD).
"Selama struktural CAD belum berubah, rupiah akan terus bergerak terdepresiasi secara terukur," kata Enrico kepada Kontan, Kamis (1/8).
Baca Juga: Rupiah terus melemah di level Rp 14.208 per dolar AS (Pukul 09.14 WIB)
Sementara itu, dampak sikap The Fed yang hawkish terhadap kebijakan moneternya berhasil membuat dollar AS menguat terhadap mata uang dunia lainnya. Enrico memperkirakan, selama data ekonomi AS masih cukup solid peluang untuk FFR kembali dipangkas baru akan terjadi di Desember 2019.
Saat itu terjadi, bisa dipastikan aliran dana asing yang masuk ke negara berkembang atau emerging market seperti Indonesia cenderung akan melambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News