kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.695   42,00   0,25%
  • IDX 8.275   111,21   1,36%
  • KOMPAS100 1.154   17,76   1,56%
  • LQ45 844   12,45   1,50%
  • ISSI 286   3,78   1,34%
  • IDX30 443   6,51   1,49%
  • IDXHIDIV20 512   8,80   1,75%
  • IDX80 130   2,06   1,61%
  • IDXV30 137   1,09   0,80%
  • IDXQ30 141   2,17   1,57%

Kinerja Amman (AMMN) Diproyeksikan Positif usai Dapat Rekomendasi Ekspor Tembaga


Senin, 03 November 2025 / 17:54 WIB
Kinerja Amman (AMMN) Diproyeksikan Positif usai Dapat Rekomendasi Ekspor Tembaga
ILUSTRASI. Kinerja PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) diproyeksikan akan terdongkrak usai mendapat rekomendasi ekspor konsentrat tembaga.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) diproyeksikan akan terdongkrak usai mendapat rekomendasi ekspor konsentrat tembaga dari pemerintah.

Asal tahu saja, AMMN, melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), resmi memperoleh rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sebesar 480.000 metrik ton kering (dmt) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).  

Rekomendasi ini berlaku selama enam bulan mulai 31 Oktober 2025 dan menjadi dasar bagi Kementerian Perdagangan untuk menerbitkan Surat Persetujuan Ekspor (SPE) konsentrat tembaga bagi AMNT.

Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Merugi di Kuartal III-2025, Cek Rekomendasi Analis

Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau bilang, smelter sempat berhenti beroperasi sementara pada Juli–Agustus 2025 untuk perbaikan di unit Flash Converting Furnace dan Sulfuric Acid Plant.  

"Kerusakan ini terjadi murni di luar kemampuan kami, tidak disengaja, dan tidak dapat dihindarkan. Kegiatan operasional fasilitas smelter AMMAN dihentikan sementara untuk mencegah kerusakan lebih parah dan risiko bagi keselamatan kerja," jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/11/2025).

Rachmat menambahkan, perbaikan komponen utama smelter memiliki tingkat kompleksitas tinggi dan harus dilakukan secara menyeluruh. Dengan skala pekerjaan yang besar, proses perbaikan diperkirakan akan berlangsung hingga paruh pertama 2026. 

Kembalinya penjualan ekspor konsentrat yang sempat terhenti sejak awal 2025 memungkinkan AMMAN menjaga kapasitas gudang penyimpanan agar tidak melebihi batas, sehingga operasional tambang dapat terus berjalan sesuai rencana.  

Meskipun begitu, kinerja AMMN terkoreksi per kuartal III 2025. AMMN mengalami rugi bersih sebesar US$ 175 juta per kuartal III-2025, berbanding terbalik dengan hasil per kuartal III-2024 yang mana mereka meraih laba bersih US$ 720 juta.

Baca Juga: Kinerja Keuangan Amman Mineral Internasional (AMMN) Melorot, Ini Penyebabnya

Penjualan bersih AMMN tercatat mengalami penurunan 78% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$ 2,49 miliar per kuartal III-2024 menjadi US$ 545 juta per kuartal III-2025. 

Selain itu, EBITDA AMMN juga tergerus 81% yoy dari US$ 1,48 miliar per kuartal III-2024 menjadi US$ 279 juta per kuartal III-2025.

Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand melihat, pemberian izin ekspor 480.000 dmt konsentrat tembaga menjadi katalis positif jangka pendek bagi AMMN. 

Izin ini memungkinkan perusahaan memonetisasi persediaan konsentrat yang sebelumnya tertahan akibat larangan ekspor dan gangguan operasi smelter, sehingga menjaga arus kas dan modal kerja dari risiko cash crunch. 

“Dalam konteks ini, izin ekspor berfungsi sebagai lifeline yang memulihkan likuiditas dan menahan pelemahan pendapatan lebih lanjut pada akhir 2025 dan awal 2026,” ujarnya kepada Kontan, Senin (3/11).

Namun, izin ini juga membawa beban tambahan karena margin penjualan konsentrat jauh lebih rendah dibandingkan produk hilir seperti katoda tembaga dan emas murni. 

Penjualan konsentrat dikenakan biaya pemurnian dan royalti yang lebih tinggi, sehingga meskipun pendapatan meningkat, laba bersih masih tertekan. 

“Dengan kerusakan pada unit Flash Converting Furnace (FCF) dan Sulfuric Acid Plant (SAP) yang belum selesai diperbaiki, beban perbaikan dan hilangnya margin dari produk hilir akan tetap menekan profitabilitas hingga semester pertama 2026,” ungkapnya.

Menurut Abida, kinerja AMMN di sisa 2025 akan ditandai oleh pemulihan bertahap, tetapi masih mencatat rugi bersih tahunan di kisaran US$150 - US$ 200 juta. 

Izin ekspor memberikan dukungan sementara terhadap pendapatan, namun belum cukup untuk menutupi beban perbaikan smelter yang signifikan. 

“Tahun 2026 akan menjadi titik balik, dengan pemulihan yang kuat terutama di semester kedua saat operasi smelter kembali penuh dan volume produksi hilir meningkat tajam,” paparnya.

Sentimen positif yang mendukung kinerja mencakup harga tembaga dan emas yang tinggi, pemulihan operasi smelter di H2 2026, serta ekspansi kapasitas tambang dari 40 juta menjadi 70 juta ton per tahun. 

Sebaliknya, risiko utama datang dari potensi keterlambatan perbaikan smelter, ketergantungan pada izin ekspor jangka pendek, dan valuasi saham yang sudah premium. 

“Jika perbaikan teknis molor atau harga komoditas turun, proyeksi pemulihan laba bisa tertunda,” ungkapnya.

Baca Juga: Saham Amman Mineral Internasional (AMMN) Dijual Komisarisnya, Dapat Cuan Berapa?

Secara valuasi, saham AMMN saat ini diperdagangkan sangat premium dengan rasio Price-to-Book Value (P/BV) 6,23x, jauh di atas rata-rata sektor pertambangan Indonesia. 

Valuasi tinggi ini menunjukkan bahwa pasar menghargai potensi pertumbuhan jangka panjang AMMN, bukan kinerja saat ini yang masih merugi US$175 juta per kuartal III 2025. 

Dalam konteks forward-looking, investor membayar premi atas prospek pertumbuhan earning per share (EPS) sekitar 92,3% per tahun dan ekspansi kapasitas hilirisasi yang akan meningkatkan margin di masa depan.

Meski demikian, valuasi ini bisa dianggap mahal bila hanya dibandingkan dengan fundamental jangka pendek yang masih negatif. Risiko koreksi cukup tinggi jika proyek perbaikan molor atau harga tembaga melemah signifikan di bawah US$4,0/lbs.

“Dengan kata lain, valuasi premium AMMN baru layak dipertahankan apabila rencana ramp-up smelter selesai tepat waktu dan siklus bullish komoditas tembaga tetap berlanjut hingga 2027,” tuturnya.

Berdasarkan analisis Discounted Cash Flow (DCF) dan asumsi harga komoditas tinggi, Abida merekomendasikan beli untuk AMMN dengan target harga jangka menengah Rp 7.600 per saham. 

Target ini mencerminkan potensi upside yang moderat namun menarik bagi investor yang berorientasi jangka panjang. Faktor pendorong utama valuasi adalah potensi lonjakan arus kas setelah smelter beroperasi penuh di paruh kedua 2026. 

“Fokus investor sebaiknya diarahkan pada kemajuan perbaikan FCF/SAP di semester I 2026 yang akan menjadi titik balik kinerja laba di semester II 2026,” katanya.

Selanjutnya: KAI Pastikan 11 Trainset Baru Dari China Siap Operasi di Akhir Tahun Ini

Menarik Dibaca: Ini Rekomendasi Makanan Diet Pengganti Nasi yang Mengenyangkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×