Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang mulai mendingin turut membawa angin segar bagi rupiah. Kendati begitu, pergerakan rupiah masih cenderung melemah.
Pada perdagangan rupiah, Rabu (14/5), rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menunjukkan pelemahan 0,22% ke level Rp 16.568 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, di pasar spot, Bloomberg mencatat mata uang Garuda justru menguat 0,39% ke posisi Rp 16.562 per dolar AS.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menyebut, penguatan rupiah di pasar spot didorong sentimen pasar global yang membaik, aksi ambil untung selektif setelah periode pelemahan sebelumnya, serta potensi intervensi terukur dari BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
Namun, Sutopo bilang penguatan ini masih perlu dipantau.
Baca Juga: Terbantu Sentimen Global, Rupiah Diprediksi Menguat, Kamis (15/5)
“Penguatan rupiah perlu dicermati dalam konteks tren pelemahan yang masih dominan, sementara pelemahan di Jisdor merefleksikan pnilai tengah transaksi antar bank yang lebih konservatif atau faktor penentu harga yang berbeda,” papar Sutopo kepada Kontan, Rabu (14/5).
Lebih lanjut, Sutopo menyebut pergerakan rupiah selanjutnya akan dipengaruhi sejumlah sentimen.
Dari internal, stabilitas pasar obligasi dan sentimen di pasar saham domestik bakal jadi barometer risiko.
Sementara dari eksternal, Sutopo menyebutkan sejumlah hal, yaitu sinyal kebijakan suku bunga The Fed, tensi geopolitik global, pergerakan harga komoditas mengingat status Indonesia sebagai eksportir, serta dinamika mata uang regional Asia.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,22% ke Rp 16.568 per Dolar AS pada Rabu (14/5)
Mempertimbangkan dinamika perdagangan hari ini dan potensi sentimen yang akan datang, Sutopo memprediksi rupiah pada perdagangan Kamis (15/5) akan berada dalam kisaran Rp 16.500 – Rp 16.600 per dolar AS.
“Namun, proyeksi ini bersifat kondisional dan sangat bergantung pada evolusi sentimen global dan domestik sepanjang sesi perdagangan besok. Kejutan data ekonomi atau perkembangan geopolitik yang signifikan berpotensi memperlebar rentang pergerakan rupiah di luar estimasi ini,” tutup Sutopo.
Selanjutnya: Kolaborasi Zurich Syariah & Muhammadiyah Bangun Ekosistem Wirausaha Berbasis Syariah
Menarik Dibaca: Airbnb Perkenalkan Fitur Baru, Pengguna Bisa Pilih Berbagai Layanan dan Pengalaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News