Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi lanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini (9/5). Namun, volatilitas rupiah masih tinggi seiring penurunan cadangan devisa Indonesia dan ketidakpastian mengenai perang dagang.
Sekedar mengingatkan, rupiah spot ditutup menguat 0,21% ke Rp 16.502 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah Jisdor juga menguat 0,21% ke Rp 16.497 per dolar AS.
Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan, penguatan rupiah diperkirakan didorong faktor global, mengingat data dari dalam negeri negatif. Dari global didukung adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga ke depan, ditambah akan ada negosiasi antara AS dan China.
"Jadi, ini mendorong ada ekspektasi bahwa nilai indeks dolar akan lebih rendah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/5).
Untuk hari ini, Fikri memperkirakan rupiah berpotensi melanjutkan penguatan. Sebab, sentimen dari global yang berlanjut dan adanya lelang SRBI pada Jumat (9/5).
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,21% ke Rp 16.502 per Dolar AS pada Kamis (8/5)
Fikri menuturkan, satu bulan terakhir SRBI menjadi tujuan inflow asing. Sehingga diperkirakan akan ada dana asing yang kembali masuk dan mendorong rupiah.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi berpandangan rupiah berpotensi melemah. Ini menyusul ketidakpastian dari hasil negosiasi antara AS dan China.
"Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengatakan bahwa perundingan yang akan datang merupakan awal, bukan diskusi lanjutan," sebut Ibrahim.
Karenanya, ia memperkirakan rupiah melemah dengan rentang Rp 16.490 - Rp 16.550 per dolar AS pada hari ini.
Sementara, Fikri memproyeksikan, rupiah menguat pada kisaran Rp 16.380 - Rp 16.580 per dolar AS pada Jumat (9/5).
Selanjutnya: OJK Beri Izin Usaha kepada PT Putra Gadai Permata Indonesia
Menarik Dibaca: 15 Rekomendasi Makanan Penurun Kolesterol Tinggi yang Paling Cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News