kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah masih akan loyo akhir pekan ini


Jumat, 29 September 2017 / 06:10 WIB
Rupiah masih akan loyo akhir pekan ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Rupiah mencatatkan rekor terburuk di pasar spot pada penutupan, Kamis (24/9). Mengutip Bloomberg, kurs mata uang garuda melemah sebesar 0,52% ke level 13.515.

Angka ini melebihi pelemahan terdalam sebelumnya yang pernah tercatat pada 2 Desember 2016. Kala itu rupiah menyentuh level Rp 13.512 per dolar AS.

Pelemahan rupiah juga tercatat di Bank Indonesia (BI), yakni sebesar 80 poin atau 0,59% ke level Rp 13.464 per dolar AS.

Sentimen eksternal berupa penguatan dolar AS masih menjadi penyebab menurunnya performa rupiah. Reny Eka Putri, Analis Pasar Keuangan Bank Mandiri, menyebut, pasar Amerika Serikat bereaksi positif pasca pernyataan ketua The Fed yang memastikan bahwa tingkat suku bunga acuan di negara tersebut masih bisa naik pada tahun ini. Imbasnya, kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang negara lain.

Di samping itu, pasar juga menaruh ekspektasi besar terkait kebijakan reformasi perpajakan oleh Donald Trump yang diyakini akan segera terwujud. “Investor jadi optimis sehingga aksi beli dolar AS meningkat,” kata Reny.

Sementara itu, Lukman Leong, Analis Valbury Asia Futures, menilai kebijakan penurunan suku bunga acuan oleh BI dinilai terlalu cepat. Menurutnya, pasar berekspektasi bahwa penurunan 7-day repo rate baru benar-benar terjadi pada kuartal akhir tahun ini.

“Pelemahan rupiah sebenarnya masih wajar, cuma terlalu cepat pergerakannya karena dampak keputusan BI,” ucapnya.

Dia menambahkan, perkembangan ekonomi di Amerika Serikat masih menjadi faktor penentu pergerakan rupiah di perdagangan setidaknya dalam 2—3 hari ke depan. Apalagi, tersiar kabar bahwa pemerintah negeri Paman Sam akan mengumumkan perkembangan GDP-nya pada malam ini.

“Kemungkinan besar GDP Amerika meningkat dibanding tahun lalu. Kalau itu terjadi, jelas dolar akan semakin diuntungkan,” kata Lukman.

Di sisi lain, sentimen dalam negeri diperkirakan baru akan mempengaruhi rupiah pada pekan depan ketika update data inflasi diumumkan oleh pemerintah.

Lukman pun memprediksi kurs rupiah terhadap mata uang dollar AS masih akan melanjutkan tren pelemahannya pada Jum'at (29/9) ini di kisaran Rp 13.500—13.570.

Sementara Reny meramalkan rupiah bakal kembali melemah dengan support Rp 13.470 dan resistance Rp 13.470 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×