kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah Makin Tertekan Pada Rabu (27/9), Sentimen Eksternal Mendominasi


Rabu, 27 September 2023 / 22:26 WIB
Rupiah Makin Tertekan Pada Rabu (27/9), Sentimen Eksternal Mendominasi
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi lanjut melemah pada perdagangan Jumat (29/9).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi lanjut melemah pada perdagangan Jumat (29/9). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sentimen pergerakan rupiah dominan berasal dari eksternal. 

Data AS, termasuk pertumbuhan ekonomi final kuartal II-2023 dan durable goods order Agustus 2023 diprediksi menguat dibandingkan dengan periode sebelumnya. "Beberapa pidato dari pejabat The Fed dalam dua hari ke depan juga berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar rupiah," ucap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (27/9). 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, penguatan dolar AS masih didukung oleh kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed. Nada hawkish dalam pertemuan Federal Reserve baru-baru ini telah dikonfirmasi oleh para pejabat Fed dalam beberapa hari terakhir. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,40% ke Rp 15.526 Per Dolar AS Pada Rabu (27/9)

Hal ini menandai kemungkinan bahwa bank sentral AS tersebut perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut setelah menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada pertemuan September 2023. "Kondisi ini membuat imbal hasil treasury AS melonjak dalam beberapa hari terakhir karena para pedagang menyesuaikan diri dengan kondisi moneter yang tetap ketat lebih lama dari perkiraan semula," ucap Ibrahim. 

Lebih lanjut, kenaikan harga minyak mentah dunia akibat dihentikannya ekspor bensin dan solar dari Rusia ke Eropa dan Inggris membuat harga bensin dan solar terus naik. Apalagi, sebentar lagi akan memasuki musim dingin yang ekstrem di bulan November 2023.

Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat harga-harga komoditas yang lain ikut merangkak naik dan akan berdampak terhadap inflasi inti. Indonesia yang saat ini masih melakukan impor minyak mentah turut berkontribusi meningkatkan permintaan dolar yang pada akhirnya dapat mendorong penguatan dolar AS lebih lanjut. 

Baca Juga: IHSG Menguat Hari Ini, Simak Proyeksi pada Perdagangan Jumat (29/9)

Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp 15.510- Rp 15.580 pada Jumat (29/9). Sementara Josua memperkirakan, rupiah akan bergerak melemah di kisaran Rp 15.500-Rp 15.600 per dolar AS. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,19% ke level Rp 15.520 per dolar AS pada perdagangan Rabu (27/9). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.526, dari Rp 15.464 pada hari perdagangan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×