Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa rupiah kembali melesat setelah kenaikan suku bunga meski neraca perdagangan defisit. Jumat (16/11) pukul 14.33 WIB, rupiah di pasar spot berada di Rp 14.570 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,65% dari posisi kemarin pada Rp 14.665 per dollar AS.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat tajam sebesar 1,15% ke level Rp 14.594 per dollar AS. Penguatan mata uang Garuda juga menjadi yang terbaik di antara mata uang utama Asia hari ini.
Analis Asia Trade Points Futures, Andri Hardianto mengatakan, penguatan rupiah merupakan dampak keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point (bps). “Ini di luar ekspektasi pasar. Kemungkinan kenaikan suku bunga ini merupakan efek dari defisit dalam data trade bulan lalu,” kata Andri.
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia di bulan Oktober kembali mengalami defisit sebesar US$ 1,82 miliar.
Menurut Andri meskipun kenaikan suku bunga tersebut dinilai dapat menopang rupiah hingga akhir bulan, defisit transaksi berjalan masih dominan memberi pengaruh negatif untuk jangka panjang. Pada kuartal III, defisit transaksi berjalan kembali melebar menjadi US$ 8,8 miliar atau 3,37% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Selain rupiah, beberapa mata uang utama Asia seperti yuan, ringgit, dan baht juga bertenaga melawan the greenback. Penguatan mata uang Asia lain ini pun mempersempit penurunannya terhadap dollar AS, sehingga kinerja rupiah masih yang terburuk kedua di Asia setelah India.
Untuk penutupan perdagangan minggu ini, Andri memproyeksikan rupiah berada di level Rp 14.570 per dollar AS dengan potensi menguat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News