kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah ditutup menguat pekan ini, simak prediksinya pekan depan


Kamis, 18 April 2019 / 19:42 WIB
Rupiah ditutup menguat pekan ini, simak prediksinya pekan depan


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah makin perkasa pasca pemilihan umum. Berbagai sentimen eksternal dan internal menguji pergerakan mata uang Garuda. Pekan depan, penguatan rupiah diprediksi masih akan berlanjut.

Pekan ini sentimen eksternal paling terasa adalah notulesi The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOCM) yang bernada dovish. Selain itu, rilis data ekspor China bulan Maret dilaporkan tumbuh 14,2% yeay on year (yoy).

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (18/4) rupiah ditutup di level Rp 14.045 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat 0,28% dibanding Selasa (16/4).

Dalam sepekan, rupiah menguat 0,53% bila dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu di level Rp 14.120 per dollar AS. 

Di kurs tengah Bank Indonesia (BI) dalam sepekan mata uang Garuda menguat 0,95% di level Rp 14.016 pada Kamis (18/4).

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan pencapaian rupiah hari ini karena disokong meredanya gejolak pemilihan presiden (pilpres) Indonesia yang telah berlangsung. Dengan hasil quick count yang langsung diumumkan membuat kekhawatiran pasar mereda dan memberikan kepastian ekonomi.

“Pilpres berjalan kondusif membuat pasar saham dan obligasi positif jadi rupiah terangkat,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (18/4). 

Ia menambahkan rilis data neraca perdagangan Maret yang positif dan inflasi masih terkendali.

Namun dollar AS terpantau menguat hari ini yang biasanya malah membuat rupiah. Kata Reny dollar AS menguat bukan karena stimulus ekonomi negeri Paman Sam, melainkan melemahnya save-haven euro dan poundsterling sehingga dollar AS diunggulkan ketimbang dua rivalnya itu.

Pekan depan belum ada tanda-tanda liris penting AS. Di samping itu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan berlangsung yang sepertinya tidak akan mengubah suku bunga acuan, karena The Fed pun masih dovish. 

“Tidak ada alasan BI menaikkan suku bunga, selama The Fed masih main aman,” tutur Reny.

Untuk itu, Reny meramal pekan depan mata uang Garuda masih bisa melanjutkan eksistensi penguatan di rentang Rp 13.874-Rp 14.177 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×