Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pergerakkan rupiah diprediksi bakal tetap fluktuatif. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang akan ditetapkan Rapat Umum Dewan Gubernur BI pada Kamis (15/1) bakal menjadi sentimen utama yang menggerakkan rupiah.
Pada penutupan Rabu (14/1), di pasar spot, rupiah melemah 0,1% ke level Rp 12.614 per dollar Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, kurs tengah BI yang didata pada siang hari, menunjukkan penguatan rupiah sebesar 0,22% ke level Rp 12.580 per dollar AS.
Reza Priyambada, Woori Koorindo Sekuritas Indonesia mengungkapkan, berkembang rumor sekaligus ekspektasi di pasar bahwa BI kemungkinan bakal mendongkrak suku bunga acuan dari posisi sekarang yang 7,75%.
Ini didorong oleh kenaikan inflasi year-on-year di Desember 2014 ke level 8,36% akibat kebijakan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Defisit neraca perdagangan juga jauh lebih buruk dari perkiraan sejumlah pihak.
"Ekspektasi kenaikan BI rate sangat dimungkinkan jika melihat kebijakan BI yang selama ini reaktif," terang Reza, Rabu (14/1).
William Surya Wijaya, Analis Indosurya Asjaya Securities menambahkan, potensi rupiah kembali menguat terbuka lebar lantaran penguatan dollar AS mulai terbatas.
"Acuannya lebih ke arah dollar AS yang berpotensi koreksi dan sekarang sedang distribusi," kata William. Jika rumor BI bakal mendongkrak BI rate terbukti, rupiah diprediksi dapat menguat.
Reza memprediksi rupiah pada perdagangan Kamis akan bergerak di Rp 12.560-Rp 12.600 per dollar AS. Sementara William memproyeksikan kisaran pergerakkan rupiah di level Rp 12.485-Rp 12.625 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News