Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi menguat di awal perdagangan pekan ini. Katalis utama datang dari hasil pemilihan umum (Pemilu) Sela Amerika Serikat (AS) yang memberikan ruang penguatan bagi rupiah.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan, pergerakan rupiah kemungkinan akan terapresiasi.
Sentimen utama datang dari hasil pemilu sela AS yang dimenangkan oleh partai Demokrat yang akhirnya memberikan kepastian pada pasar global. Dimana, partai Demokrat bakal memperlancar langkah-langkah kebijakan Joe Biden dalam pemerintahan.
Pada akhirnya, sentimen ini bakal menjadi ekspektasi pasar bahwa dolar AS bukan lagi menjadi satu-satunya safe haven.
Baca Juga: Rupiah Menguat 1,56% Dalam Sepekan, Simak Prediksinya untuk Pekan Depan
"Demokrat bakal menerbitkan kontrol di Senat AS, sehingga akan membuat market risk on," kata Fikri saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (13/11).
Ketika kondisi ini terjadi, maka indeks dolar (DXY) diperkirakan bakal melemah sehingga menjadi peluang penguatan rupiah.
Di sisi lain, Fikri menilai, koreksi dolar juga tercipta karena ada resiko dari kasus FTX di pasar kripto. Kebangkrutan FTX akan menambah tingkat kehati-hatian pasar.
Analis DCFX Futures Lukman Leong setuju bahwa rupiah berpeluang kembali menguat pada Senin (14/11). Mengingat, sentimen risk on yang masih kuat di pasar.
Dolar AS pun diperkirakan masih akan terkoreksi efek dari rilis data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Pada Oktober 2022, inflasi AS tercatat naik 7,7% secara tahunan, dari 8,2% secara tahunan pada September 2022.
Baca Juga: Rupiah Menguat 1,5% Sepekan, Dolar AS Melemah Setelah Inflasi Mereda
"Dolar kemungkinan masih akan terkoreksi di tengah absennya data ekonomi penting dari AS," ucap Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (13/11).
Sementara, penguatan rupiah dari faktor internal berasal dari penantian rilis data neraca perdagangan Indonesia, Selasa (15/11) yang diprediksi surplus sebesar US$ 5 miliar. Serta, menunggu keputusan mengenai kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis (17/11).
Lukman memproyeksikan rupiah bakal menguat pada rentang Rp 15.400 - Rp 15.550 per dolar AS. Sedangkan, Fikri memperkirakan penguatan rupiah pada rentang Rp 15.400 - Rp 15.600 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News