kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Menguat 1,5% Sepekan, Dolar AS Melemah Setelah Inflasi Mereda


Sabtu, 12 November 2022 / 09:36 WIB
Rupiah Menguat 1,5% Sepekan, Dolar AS Melemah Setelah Inflasi Mereda
ILUSTRASI. Kurs rupiah spot menguat 1,26% ke level Rp 15.495 per dolar AS pada Jumat (11/11).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pekan ini setelah akhir pekan lalu menyentuh level paling lemah sejak April 2020. Kurs rupiah spot menguat 1,26% ke level Rp 15.495 per dolar AS pada Jumat (11/11).  

Akhir pekan lalu, kurs rupiah berada di Rp 15.738 per dolar AS. Alhasil, sepanjang pekan ini, rupiah tercatat menguat 1,56% terhadap dolar AS.

Kurs rupiah Jisdor menguat 1,32% ke Rp 15.493 per dolar AS pada perdagangan kemarin. Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor menguat 1,54%.

Analis DCFX Futures Lukman Leong menilai, faktor pendorong utama penguatan rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini berasal dari rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari sebelumnya. Pada Oktober 2022, inflasi AS tercatat naik 7,7% secara tahunan dari 8,2% pada September 2022.

Baca Juga: Pekan Kedua November 2022, Terjadi Inflasi 0,11%

Dari domestik, sejumlah data ekonomi terbaru yang tumbuh kuat juga memberikan tenaga untuk rupiah. Mulai dari data pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2022, data penjualan ritel, dan rilis tingkat kepercayaan konsumen.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menambahkan, penguatan rupiah pada pekan ini dipengaruhi oleh berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif pada Desember 2022.

Hal ini didorong oleh data pengangguran AS Oktober 2022 yang meningkat ke 3,7% dari 3,5% pada bulan sebelumnya. Pasar juga bereaksi atas data inflasi AS Oktober 2022 yang ternyata lebih rendah dari sebelumnya.

"Inflasi yang berada di bawah 8% membuat pasar mengestimasi bahwa agresivitas kenaikan suku bunga The Fed akan menurun. Tidak lagi 75 bps melainkan 50 bps." ucap Nanang.

Baca Juga: Mantap, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 15.493 Per Dolar AS pada Jumat (11/11)

Untuk pekan depan, Lukman melihat pasar akan mengantisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan kembali surplus jumbo sebesar US$ 5 miliar. Pertemuan Bank Indonesia (BI) pada Kamis depan (17/11) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. 

Dolar AS diperkirakan masih akan melanjutkan perlemahan. "Alhasil, rupiah diperkirakan akan menguat baik oleh pelemahan dolar AS maupun antisipasi data ekonomi yang positif serta kenaikan suku bunga oleh BI," kata Lukman.

Bernada serupa, Nanang memprediksi, kurs rupiah akan lanjut menguat pada pekan depan berkat berbagai sentimen positif di minggu ini. Di samping itu, pasar masih menunggu pandangan ataupun kisi-kisi The Fed terkait kebijakan moneternya ke depan yang akan disampaikan pada 21 November 2022 dalam FOMC Minutes. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×