Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa yang kembali naik menjadi penopang keperkasaan rupiah pada hari ini. Sentimen dari dalam negeri tersebut diproyeksi juga akan menopang rupiah pada perdagangan Jumat (8/10).
Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 sebesar US$ 146,9 miliar. Jumlah ini meningkat US$ 2,1 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 144,8 miliar.
Posisi cadangan devisa pada September 2021 ini kembali mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah, setelah rekor tersebut tersemat pada posisi cadangan devisa Agustus 2021.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, cadangan devisa akan jadi pengaruh positif bagi pergerakan rupiah di besok.
Baca Juga: Nilai tukar rupiah turut disokong dana asing yang masuk ke pasar saham
Lebih lanjut, Fikri melihat, rilis data initial jobless claim Amerika Serikat (AS) juga bisa jadi sentimen. Menurutnya, apabila data yang dirilis tidak lebih baik dari minggu lalu, maka indeks dolar akan tertahan.
“Kalau ini di bawah konsensus, setidaknya tidak lebih tinggi dibanding minggu lalu, saya pikir indeks dolar AS akan tertahan, dan mungkin akan memberikan ruang bagi rupiah untuk terapresiasi lebih kuat,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (7/10).
Sekedar mengingatkan, rupiah spot ditutup menguat 0,25%, dan ditutup di level Rp 14.217 per dolar AS. Sementara rupiah Jisdor juga menguat 0,05% ke Rp 14.238 per dolar AS.
Di hari Kamis, cadangan devisa yang dirilis menjadi sentimen utama yang mempengaruhi rupiah. “Saya pikir akan sangat baik, dan ini menandakan neraca perdagangan masih positif di September ini, memberikan kekuatan juga bagi rupiah terapresiasi,” lanjut dia.
Untuk Jumat (8/10), Fikri perkirakan rupiah menguat di rentang harga Rp 14.100 - Rp 14.300 per dolar AS.
Selanjutnya: Sektor energi diproyeksi masih akan memperlambat IHSG di akhir pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News