Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi akan bergerak mendatar pada hari perdagangan terakhir pekan ini. Pelaku pasar akan menunggu laporan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).
Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan, nonfarm payroll AS diperkirakan naik 500.000. Data tersebut juga menurutnya dapat memperkuat ekspektasi tapering The Fed yang bisa memicu aksi profit taking.
Tapi, selama dana asing yang masuk ke dalam negeri masih deras, nilai tukar rupiah punya dukungan kuat. “Selama dana asing masih deras, kemungkinan masih menjaga sentimen positif buat rupiah, yang memungkinkan pergerakan cenderung mendatar,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (7/10).
Alwi memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.190 per dolar AS-Rp 14.230 per dolar AS pada Jumat (8/10).
Baca Juga: Kurs rupiah pada Kamis (7/10) terangkat kesepakatan utang AS
Kamis (7/10), kurs rupiah spot menguat 0,25% ke Rp 14.217 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah Jisdor menguat 0,05%ke level Rp 14.238 per dolar AS.
Alwi melihat, derasnya arus dana asing yang masuk ke dalam negeri menjadi katalis positif bagi rupiah. Pergerakan dana asing ini terlihat di bursa saham, dengan net buy atawa pembelian bersih asing mencapai Rp 2,01 triliun di pasar reguler.
“Selain itu, rupiah juga ditopang oleh data cadangan devisa, yang tercatat sebesar US$ 146,9 miliar, yang juga merupakan rekor tertinggi sejak Indonesia merdeka,” kata Alwi.
Kondisi tersebut tambah Alwi membawa optimisme atas prospek perekonomian nasional, apalagi data minggu lalu yang juga menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia sudah bebas dari kontraksi. Dari eksternal, dia melihat melunaknya sikap Partai Republik AS dalam perdebatan pagu utang, membawa angin segar bagi sentimen risk-on, yang biasanya searah dengan pergerakan rupiah.
Baca Juga: Rupiah Jisdor menguat tipis ke Rp 14.238 per dolar AS pada Kamis (7/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News