Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan mengawali perdagangan pekan ini dengan pelemahan. Baik sentimen eksternal maupun internal dinilai akan membuat kinerja rupiah cenderung tertekan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menerangkan, kinerja positif rupiah akan cenderung terbatas pada perdagangan Senin (26/4). Menurut dia, saat ini pasar tengah mencermati perkembangan kasus Covid-19 di Asia yang berpotensi dapat membatasi penguatan mata uang negara berkembang.
“Sementara dari rilis data ekonomi, pelaku pasar akan mencermati beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti durable goods order pada Senin,” kata Josua kepada Kontan.co.id, minggu (25/4).
Untuk sentimen dari dalam negeri, Josua meyakini kenaikan permintaan valas pada akhir bulan seiring jadwal pembayaran dividen beberapa perusahaan multinasional juga berpotensi membatasi penguatan rupiah yang cukup signifikan.
Baca Juga: Rupiah diprediksi melemah pada Senin (26/4), ini penyebabnya
Oleh sebab itu, Josua memproyeksikan rupiah akan berada di rentang Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat (AS)-Rp 14.600 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Adapun, dalam sepekan kemarin rupiah membukukan kinerja yang apik. Dalam sepekan, rupiah di pasar spot masih berhasil mencatatkan penguatan 0,27%. Tapi pada Jumat (23/4), rupiah di pasar spot tercatat ditutup di level Rp 14.525 per dolar AS atau melemah tipis 0,03% dalam sehari.
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah ditutup melemah 0,12% ke Rp 14.548 per dolar AS. Sama halnya dengan di pasar spot, mata uang Garuda ini tercatat berhasil menguat 0,30% dalam sepekan di kurs Jisdor.
Josua menilai, penguatan rupiah tak terlepas dari tren pelemahan kinerja dolar AS terhadap mata uang utama, yang terindikasi dari indeks dolar AS yang melemah 0,8% dalam sepekan.
Baca Juga: Disokong sentimen eksternal dan internal, rupiah menguat 0,27% dalam sepekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News