Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan hari ini, Rabu (6/3). Nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh pandangan suku bunga acuan dari Ketua The Fed.
Mengutip Bloomberg, Rabu (6/3), rupiah di pasar spot menguat sekitar 0,42% secara harian ke posisi Rp 15.705 per dolar AS. Sementara rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat sekitar 0,21% secara harian ke level Rp 15.723 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Menguat Hari Ini, Simak Prediksinya untuk Kamis (6/3)
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena dolar AS bergerak melemah. Hal itu seiring optimisme pasar terkait dipangkasnya suku bunga Amerika di bulan Juni 2024.
Ekspektasi pemangkasan meningkat, menyusul data-data terbaru ekonomi AS mengindikasikan perlambatan seperti data pengangguran atau data ISM Manufaktur PMI.
Meskipun pejabat Bank Sentral AS belum ada pengumuman resmi terkait arah suku bunga, namun investor telah mengantisipasi terjadinya pemangkasan.
Dari dalam negeri, lanjut Nanang, arus masuk (inflow) terutama di pasar saham cukup baik terdorong euforia pelaksanaan pilpres hanya dilakukan satu putaran.
Sehingga rupiah berhasil memangkas kerugian terhadap dolar AS, yang beberapa waktu terakhir bergerak melemah.
Baca Juga: Utang Pemerintah Terus Naik, Segini Beban Utang yang Harus Ditanggung Setiap Warga
“Pergerakan rupiah dipengaruhi pelemahan dolar terhadap rivalitas utama,” jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Rabu (6/3).
Nanang bilang, pergerakan rupiah selanjutnya akan memperhatikan pernyataan dari pejabat Fed untuk melihat nasib suku bunga ke depan.
Sedikit saja kalimat yang menyinggung tentang pelonggaran moneter, semestinya akan memberikan sentimen negatif untuk dolar, sehingga baik untuk rupiah.
Investor akan mencermati pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang akan memberikan pandangan terkait arah suku bunga pada Rabu (6/3) malam.
Selain itu, pasar akan memperhatikan beberapa katalis ekonomi AS seperti JOLTs Job Opening yang dirilis Rabu (6/3) malam, dan data Non Farm Payroll (NFP) Amerika yang dirilis Jumat (8/3) mendatang.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,42% ke Rp 15.705 Per Dolar AS Pada Rabu (6/3)
Faktor ekonomi China juga akan mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah karena berdampak pada kegiatan ekspor impor sebagai mitra dagang terbesar Indonesia. Dari domestik, statistik cadangan devisa akan menjadi fokus untuk melihat surplus berlanjut atau malah defisit.