Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kompak ditutup menguat di seluruh pasar pada Rabu (21/2). Di pasar spot rupiah menguat 0,16% ke Rp 15.635 per dolar Amerika Serikat dan di Jisdor Bank Indonesia (BI) naik 0,006% ke Rp 15.658 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, penguatan rupiah didorong ditahannya suku bunga BI di level 6%. Padahal, China dan Paraguay di hari sebelumnya sudah memangkas suku bunganya.
Selain itu juga didorong pernyataan Gubernur BI, Perry Warjiyo yang mengatakan akan mengupayakan berbagai cara untuk menjaga stabilitas rupiah.
"Hal ini saya pikir membuat rupiah bergerak positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).
Baca Juga: Rupiah Jisdor Naik Tipis 0,006% ke Rp 15.658 Per Dolar AS Pada Rabu (21/2)
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melanjutkan, investor mengabaikan data inflasi harga konsumen dan produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Januari. Hal ini karena data tersebut dipengaruhi oleh penyesuaian musiman dan tidak menunjukkan adanya tekanan harga baru.
"Hal ini akan membuat Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," sebutnya.
Untuk Kamis (22/2) ia menilai fokus pasar kini tertuju pada risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Januari untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai kemungkinan arah suku bunga AS.
Selain itu, fokus juga tertuju pada pidato dari serangkaian pejabat The Fed minggu ini, termasuk Raphael Bostic dan Michelle Bowman yang merupakan bagian dari komite penetapan suku bunga bank tersebut.
Senada, Fikri menilai pergerakan rupiah bergantung dari hasil FOMC nanti malam. Menurutnya, jika ada sentimen penurunan Fed rate dalam waktu dekat maka indeks dolar (DXY) akan turun.
Fikri menyebut, pasar sudah mengekspektasikan ada sentimen penurunan di kuartal II.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,16% ke Rp 15.635 Per Dolar AS di Akhir Perdagangan Rabu (21/2)
"Apabila sesuai skenario, maka DXY bisa turun dan rupiah terapresasi," katanya.
Apabila skenario itu terjadi, Fikri memperkirakan rupiah akan menguat dengan rentang Rp 15.510 - Rp 15.710 per dolar AS. Sementara Ibrahim juga memproyeksikan rupiah bergerak menguat di rentang Rp 15.600 - Rp 15.670 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News