kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Rupiah Diperkirakan Melemah Pada Perdagangan Senin (26/2)


Minggu, 25 Februari 2024 / 13:36 WIB
Rupiah Diperkirakan Melemah Pada Perdagangan Senin (26/2)
ILUSTRASI. Analis memproyeksi, rupiah kemungkinan melemah dalam rentang Rp 15.550 - Rp 15.700 per dolar AS pada perdagangan Senin (26/2). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menutup perdagangan pekan ini dengan pelemahan. Tren pelemahan diperkirakan bakal berlanjut di perdagangan awal pekan, Senin (26/2).

Jumat (23/2), rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.589 per dolar AS. Rupiah melemah 0,05% secara harian, namun menguat 0,17% secara mingguan.

Sementara Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada posisi Rp 15.589 per dolar AS. Secara harian, rupiah Jisdor menguat sekitar 0,26% terhadap dolar dan menguat 0,41% secara mingguan.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, rupiah melemah di akhir pekan seiring pernyataan dari Pejabat Bank Sentral AS terkait suku bunga. Komentar yang hawkish dan data tenaga kerja yang kuat semakin melemahkan taruhan awal penurunan suku bunga.

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Pekan Ini Saat Suku Bunga AS Diprediksi Tetap Tinggi

Pejabat Fed Christopher Waller mengatakan pada Kamis (22/2) malam bahwa perlu lebih banyak bukti inflasi sedang mendingin, sebelum bank sentral mempertimbangkan penurunan suku bunga. 

Komentar terbaru Waller itu di antara banyak pejabat Fed lainnya yang mengatakan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai memangkas kebijakan moneter.

Ibrahim menuturkan, prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit. 

"Gagasan ini (suku bunga tinggi) membuat sebagian besar mata uang regional diperdagangkan lebih rendah pada minggu ini," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Jumat (23/2).

Sementara itu, Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong menilai, tidak ada kejutan pada pernyataan The Fed dalam risalah pertemuan FOMC pekan ini yang kurang lebih less hawkish. Ini sedikit memberikan tenaga untuk rupiah yang cenderung kuat dalam sepekan.

Dari domestik, rupiah pekan ini didukung oleh pernyataan Bank Indonesia (BI) yang tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Seperti diketahui, BI menahan suku bunga acuan di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 20-21 Februari 2024.

Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis Pekan Ini, Simak Potensi Geraknya di Pekan Depan

Hanya saja, Lukman melihat tren pelemahan rupiah di akhir pekan kemungkinan berlanjut. Terutama sentimen dari kekhawatiran apabila inflasi di Amerika akan kembali lebih tinggi dari perkiraan seperti pada data-data sebelumnya.

"Dolar AS berpotensi kembali menguat dan rupiah melemah," jelas Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).

Lukman menyebut, investor akan mengantisipasi data inflasi Price Consumption Expenditure (PCE) AS yang dirilis pekan depan. Dari dalam negeri, data inflasi Indonesia bulan Februari akan menjadi perhatian.

Oleh karena itu, Lukman memproyeksi, rupiah kemungkinan melemah dalam rentang Rp 15.550 - Rp 15.700 per dolar AS di perdagangan Senin (26/2). 

Sementara Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.580 - Rp 15.650 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×