kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah Dibuka Rp 15.377 per Dolar AS, Melemah Empat Hari Beruntun


Rabu, 12 Oktober 2022 / 09:27 WIB
Rupiah Dibuka Rp 15.377 per Dolar AS, Melemah Empat Hari Beruntun
ILUSTRASI. Rabu (12/10) pukul 9.15 WIB, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,12% ke Rp 15.377 per dolar AS.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (12/10) pagi. Ini adalah pelemahan rupiah dalam empat hari perdagangan terakhir sejak Jumat (7/10) lalu.

Rabu (12/10) pukul  9.15 WIB, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,12% ke Rp 15.377 per dolar AS. Rupiah mengakumulasi pelemahan 1,24% dalam empat hari perdagangan terakhir.

Pelemahan nilai tukar rupiah sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang Asia yang juga tertekan. Menurut data Bloomberg, hanya won Korea dan dolar Hong Kong yang pagi ini menguat terhadap the greenback.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Untuk Hari Ini (12/10)

Sementara pelemahan terbesar tampak pada baht, diikuti yen Jepang, yuan China, peso Filipina, ringgit Malaysia, dolar Singapura, rupiah, dan dolar Taiwan.

Sementara indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia kembali menguat ke 112,54. Indeks dolar menguat dalam enam hari perdagangan berturut-turut sejak Rabu pekan lalu.

Baca Juga: IMF Memangkas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2023 Jadi 5%

"Dolar AS akan tetap menguat di tengah permintaan safe haven akibat peringatan pertumbuhan ekonomi global yang buruk," ungkap Maybank dalam catatan yang dikutip Bloomberg.

IMF merilis World Economic Outlook terbaru yang menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%. Dalam laporan itu, IMF pun menggunting prediksi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara, termasuk Indonesia dari 5,2% menjadi 5% untuk tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×