Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, mata uang rupiah bergerak menguat terhadap dollar AS sejak hari pertama pasca pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
"Shock yang dikhawatirkan oleh banyak orang, kondisi itu membuka ruang untuk rupiah melanjutkan penguatannya. Penguatan rupiah juga seiring dengan pasar surat utang negara (SUN) yang terus menguat," kata Rangga Cipta dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa sentimen mengenai pernyataan Donald Trump yang menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP) turut menjadi salah satu penekan dollar AS. "Dollar AS semakin tertekan saat Trump meresmikan penarikan diri dari TPP," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, janji Trump yang akan memangkas pajak untuk mendongkrak performa industri manufaktur juga belum mempengaruhi harapan kenaikan inflasi Amerika Serikat.
Sementara itu,analis Binaartha Reza Priyambada menambahkan, Donald Trump yang belum memberikan sinyal kejelasan akan kebijakan fiskal memberikan imbas positif pada laju mata uang di negara kawasan Asia, termasuk rupiah.
"Rupiah melanjutkan apresiasi. Kami harapkan tren penguatan masih berlanjut pada rupiah di tengah belum adanya kejelasan masa depan ekonomi AS," kata Reza.
Merujuk data Bloomberg, sampai pukul 12.21 WIB, rupiah pasar spot bertengger di level Rp 13.306 per dollar AS. Dengan kata lain menguat 0,47% dari posisi kemarin Rp 13.369 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News