Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (7/8) diprediksi masih cenderung melemah. Kurs rupiah akan tertekan oleh sentimen eksternal.
Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Kamis (6/8) kurs rupiah tercatat melemah 0,24% ke Rp 14.585 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, rupiah ditutup menguat 36 poin atau 0,25% ke level Rp 14.587 per dolar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.623 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan akhir pekan (7/8) berpeluang terkoreksi tipis. Hal tersebut didukung proyeksi bahwa data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan non farm payroll (NFP) dirilis positif. "Investor akan wait and see terhadap rilis data tenaga kerja AS nanti malam, dan mengantisipasi data NFP terbaru," ungkap Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (6/8).
Baca Juga: Rupiah spot ditutup melemah 0,24% ke Rp 14.585 per dolar AS pada Kamis (6/8)
Adapun pada perdagangan Kamis (6/8) Reny menilai rupiah cenderung bergerak melemah mengikuti pergerakan mata uang Asia yang bervariasi. Sebagian besar mata uang regional melemah terhadap dolar AS, seperti halnya yuan China dan dolar Singapura.
Selain itu, pergerakan rupiah juga dipengaruhi beberapa rilis data domestik, seperti data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatatkan kontraksi produk domestik bruto (PDB) Tanah Air sepanjang kuartal II-2020 sebanyak 5,32%. Sementara itu, indeks kepercayaan konsumen justru mencatatkan peningkatan per Juli 2020.
Berkaca dari kondisi yang ada, Reny memperkirakan mata uang Garuda bergerak di kisaran Rp 14.540 per dolar AS-Rp 14.630 per dolar AS pada esok hari.
Baca Juga: Jelang pengumuman cadangan devisa, IHSG diproyeksikan menguat pada Jumat (7/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News