Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih memanas bisa menekan lagi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, pelemahan rupiah berpotensi terjadi kembali di perdagangan Jumat (17/2). Sentimen negatif masih datang dari tensi geopolitik Rusia dan Ukraina yang semakin memanas. Pejabat AS baru saja mengklaim bahwa Rusia menambah 7.000 tentara di perbatasan Ukraina.
Dampak yang ditimbulkan dari geopolitik tersebut adalah muncul risk off atawa penghindaran terhadap risiko. Sedangkan, dolar AS dan yen yang dijadikan safe haven menguat.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Menguat pada Jumat (18/2)
Senada, Lukman Leong Analis DC Futures mengatakan hubungan Rusia dengan Ukraina menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan. "Terjadi risk aversion di bursa global, rupiah jadi cenderung melemah," kata Lukman.
Selain itu, Josua mengatakan rupiah berpotensi melemah di tengah penantian rapat Federal Open Market Commiittee (FOMC) merespons tingkat inflasi AS yang tinggi.
Baca Juga: Wall Street Tertekan Potensi Kenaikan Suku Bunga dan Konflik Ukraina
Josua memproyeksikan rentang rupiah di Jumat (18/2) berada di Rp 14.280 per dolar AS hingga Rp 14.350 per dolar AS. Sedangkan, Lukman mengekspektasikan rupiah di rentang Rp 14.300 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS.
Di pasar spot, Kamis (17/2), rupiah melemah 0,49% ke Rp 14.326 per dolar AS. Kompak, kurs Jisdor versi Bank Indonesia (BI) melemah 0,22% ke Rp 14.301 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News