Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mengawali perdagangan pekan ini dengan kinerja yang solid. Senin (6/9), rupiah spot menguat 0,28% ke Rp 14.223 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah di kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,15% ke Rp 14.239 per dolar AS.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh pelemahan dolar AS. Data non-farm payroll (NFP) AS yang meleset jauh dari perkiraan meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru mengurangi kebijakan stimulus. Alhasil, dolar melemah
Pada perdagangan besok, Selasa (7/9), Alwi melihat rupiah masih akan melanjutkan tren penguatan. Menurut dia, efek data NFP AS yang lebih lemah dari perkiraan sepertinya masih akan membebani dolar AS dan berimbas positif bagi rupiah.
Baca Juga: Sejalan, rupiah Jisdor juga menguat 0,15% ke Rp 14.239 per dolar AS pada Senin (6/9)
“Belum lagi dari dalam negeri, ada data cadangan devisa untuk bulan Agustus, yang diperkirakan US$ 138 miliar, lebih besar jika dibanding bulan Juli yang sebesar US$ 137,3 miliar. Selain itu, kasus Covid-19 yang melandai mungkin akan berpengaruh pada kebijakan PPKM yang akan berakhir hari ini,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual pun mengungkapkan hal senada. Dia melihat, melesetnya data nonfarm payroll (NFP) menjadi katalis positif untuk rupiah pada perdagangan Selasa (7/9). Ditambah lagi, dari data dalam negeri akan ada rilis data cadangan devisa bulan Agustus yang yang diperkirakan akan mencatatkan hasil yang positif.
Baca Juga: Menimbang daya tarik reksadana terproteksi setelah pajak obligasi turun
“Ekspor kita beberapa waktu terakhir cukup bagus sehingga akan mendukung cadang devisa, apalagi aliran modal investor asing juga mengalir deras, khususnya di pasar obligasi. Selama tidak ada pembayaran utang, seharusnya data cadangan devisa akan kembali positif dan lebih baik dari bulan sebelumnya,” kata David kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).
Walau begitu, rupiah yang sudah menguat dalam seminggu terakhir membuka potensi terjadinya koreksi sewaktu-waktu. David meyakini kemungkinan tersebut belum terlihat pada perdagangan esok karena rupiah masih berpotensi menguat.
David memperkirakan, rupiah kemungkinan akan bergerak pada kisaran Rp 14.180 per dolar AS-Rp 14.250 per dolar AS pada perdagangan Selasa (7/9). Sedangkan Alwi memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.180 per dolar AS-Rp 14.260 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat pada Selasa (7/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News