Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup stagnan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6/9). Berdasarkan data RTI, IHSG ditutup naik 0,02 poin atau 0,00% ke level 6.126,94 dibanding penutupan akhir perdagangan pekan lalu yang berada di posisi 6.126,92.
IHSG sempat berada di zona hijau pada awal perdagangan, kemudian turun ke zona merah pada sebagian besar jam perdagangan, lalu kembali ke zona hijau menjelang akhir perdagangan. Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, pergerakan IHSG tersebut dipengaruhi oleh imbangnya sentimen positif dan negatif yang terjadi pada hari ini.
Menurut Mino, sentimen positif IHSG berasal dari data nonfarm payroll Amerika Serikat yang berada di bawah ekspektasi. Sehingga pelaku pasar berharap, kebijakan tapering off tidak akan terlalu agresif seperti ekspektasi sebelumnya. Sementara sentimen negatif IHSG berasal dari sikap investor yang menunggu keputusan pemerintah terkait kelanjutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga: Cadangan devisa berpotesi naik, rupiah berpeluang menguat pada Selasa (7/9)
Meskipun begitu, untuk perdagangan Selasa (7/9), Mino memprediksi IHSG akan menguat dengan support di level 6.075 dan resistance di 6.175. "Untuk besok pergerakan indeks akan dipengaruhi oleh penutupan indeks di bursa Wall Street, harga komoditas, dan keputusan terkait PPKM apakah semakin diperlonggar atau tidak," kata Mino kepada Kontan.co.id, Senin (6/9).
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, IHSG akan kembali bergerak sideway pada perdagangan Selasa (7/9). Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak dalam rentang support 6.100 dan resistance 6.150
Dari domestik, pelaku pasar berekspektasi bahwa kebijakan PPKM, terutama di Jawa-Bali akan kembali diperlonggar. Ekspektasi ini didasari oleh tren penurunan kasus baru Covid-19 dalam sepekan terakhir, angka bed occupancy rate (BOR) RS di Pulau Jawa dan Bali juga cenderung turun, dan beberapa wilayah telah mencatatkan BOR di bawah 60%.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata prediksi cadangan devisa Agustus 2021 bisa capai US$ 139 miliar
Menurut Valdy, hal ini mendorong ekspektasi pemulihan signifikan di sisi konsumsi dan aktivitas produksi yang salah satunya diukur oleh Indeks Keyakinan Konsumen dan PMI Manufaktur di akhir kuartal III-2021. "Meski demikian, optimisme tersebut dibayangi proyeksi perlambatan pertumbuhan nilai ekspor dan impor Tiongkok di Agustus 2021, mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia," ucap Valdy
Valdy menyarankan pelaku pasar untuk mencermati sejumlah saham pada perdagangan esok hari, yaitu JSMR, PGAS, WSKT, ADHI, ACES, RALS, dan CARE. Sementara Mino menyarankan investor untuk memperhatikan PTBA, EXCL, PGAS, dan TLKM.
Baca Juga: IHSG berakhir naik tipis meski berada di zona merah sejak pagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News